PR DEPOK - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ungkap keprihatinan atas misinformasi yang berkembang terkait pandemi Covid-19 terutama pada varian Omicron.
WHO menyebut bahwa beberapa faktor, termasuk informasi salah yang telah memicu lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini di seluruh dunia.
Pemimpin Teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove menunjukkan bahwa informasi yang salah terkait Omicron menyebabkan banyak kebingungan dan memungkinkan virus untuk berkembang.
Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia 20 Maret 2022: Terus Menurun, Kasus Corona Baru Hari Ini 5.922
Informasi yang salah itu meliputi seperti isu pandemi telah berakhir, omicron virus ringan dan klaim Omicron adalah varian terakhir dari Covid-19.
"Kami memiliki sejumlah besar informasi yang salah di luar sana. Informasi yang salah bahwa Omicron ringan. Informasi yang salah bahwa pandemi telah berakhir. Informasi yang salah bahwa ini adalah varian terakhir yang harus kita tangani. Ini benar-benar menyebabkan banyak kebingungan," ucap Ms Kerkhove dikutip PR Depok dari NDTV.
WHO masih tetap menekankan pada perlunya vaksinasi, karena disebut tetap sangat efektif untuk mencegah penyakit parah dan kematian, termasuk terhadap Omicron.
Baca Juga: Fabio Quartararo Tiru Aksi Pawang Hujan di Sirkuit Mandalika
Ms Kerkhove juga mengatakan bahwa BA.2 tampaknya menjadi varian yang paling menular sejauh ini.