Hasil Survei Tunjukkan 60 Persen Warga Mendukung Agar Finlandia Bergabung dengan NATO

- 24 Maret 2022, 10:26 WIB
Dalam sebuah survei yang diambil sebanyak 60 persen warga Finlandia mendukung agar negera mereka masuk ke NATO.
Dalam sebuah survei yang diambil sebanyak 60 persen warga Finlandia mendukung agar negera mereka masuk ke NATO. /

PR DEPOK - Hasil survei menunjukkan bahwa Finlandia akan membuat perubahan besar-besaran menuju NATO yang mana mayoritas warganya sekarang mendukung untuk bergabung.

Dukungan untuk bergabung dengan NATO melonjak dari 26 persen menjadi 60 persen setelah invasi Rusia ke Ukraina bebeapa waktu lalu.

Dukungan di Finlandia untuk bergabung dengan NATO telah meningkat berlipat ganda sejak satu tahun yang lalu, dengan mayoritas warga sekarang menyuarakan dukungan untuk pertama kalinya sejak pemungutan suara dimulai pada tahun 1984.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Fox News, Finnish Business and Policy Forum EVA telah mengumpulkan data dua kali setiap tahun selama hampir 40 tahun untuk melacak sikap dan nilai, yang meliputi politik, ekonomi, hubungan luar negeri, lingkungan, dan kesejahteraan.

Baca Juga: Soroti IKN Baru di Kalimantan Timur, Fauzi Bowo: Bagaimana Status DKI Jakarta?

Yang utama di antara kepentingan-kepentingan itu tetap apakah Finlandia harus bergabung dengan NATO.

Hasil dari Musim Gugur 2021 menemukan hanya 26 persen populasi yang mendukung bergabung dengan NATO, tetapi setelah invasi Rusia ke Ukraina, jumlah tersebut melonjak menjadi 60 persen dukungan untuk keanggotaan NATO.

Persentase yang sama dari dukungan Finlandia yang mengambil keputusan tahun ini tentang masalah tersebut.

Baca Juga: Soroti IKN Baru di Kalimantan Timur, Fauzi Bowo: Bagaimana Status DKI Jakarta?

Dukungan historis untuk bergabung dengan NATO tetap rendah, dengan puncak sebelumnya pada Musim Gugur 1998 menunjukkan hanya 28 persen dukungan.

Studi tersebut dengan jelas mengutip invasi Rusia ke Ukraina sebagai penyebab pergeseran pendapat.

“Perubahannya tidak bisa dibandingkan, baik dari segi ukuran maupun kecepatannya,” kata EVA.

Baca Juga: Cara Cek Daftar Nama Penerima Bansos PBI 2022 Secara Online yang Cair Bulan Maret Ini

Survei ini mengambil sampel lebih dari 2.000 tanggapan dari berbagai usia 18 hingga 79 tahun.

"Perubahan sikap yang diamati dalam survei adalah hasil dari reaksi Finlandia terhadap perubahan dalam lingkungan keamanan mereka, yang tampaknya telah meninggalkan filosofi kebijakan keamanan lama, yang telah mendominasi di Finlandia selama bertahun-tahun, tanpa landasan," sambungnya.

Studi tersebut mengatakan bahwa Rusia telah menunjukkan bahwa mereka "tidak menghormati kedaulatan tetangganya" dan menjadikan "sifat mengerikan dari perang defensif yang terjadi di wilayah suatu negara sendiri."

Baca Juga: Biaya Tes UTBK SBMPTN 2022, Login LTMPT untuk Daftar Tes Saintek, Soshum, dan Campuran

Finlandia dan Rusia mempunyai sejarah yang saling bermusuhan, terutama yang berpuncak pada Perang Musim Dingin 1939 di mana Uni Soviet berusaha menyerang Finlandia pada awal Perang Dunia II.

Uni Soviet menderita kerugian besar yang diperkirakan antara 126.000 dan 168.000 tentara tewas atau hilang. Finlandia hanya kehilangan 26.000 tentara.

Uni Soviet mengutip masalah keamanan dan menuntut wilayah perbatasan dari Finlandia, bahkan mendirikan pemerintahan Komunis boneka Finlandia yang dikenal sebagai Republik Demokratik Finlandia, yang digunakan Soviet sebagai pembenaran untuk menyerang Finlandia.

Hanya Soviet yang mengakui Republik Demokratik Finlandia, seperti halnya dengan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Fox News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah