Peringati Satu Tahun Kudeta Myanmar, Pemimpin Junta Tegaskan akan 'Memusnahkan' Lawan

- 28 Maret 2022, 06:40 WIB
Pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, menegaskan bahwa ia akan memusnahkan siapa pun yang menentang pihaknya.
Pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, menegaskan bahwa ia akan memusnahkan siapa pun yang menentang pihaknya. /Stringer/Reuters

PR DEPOK – Panglima militer dari junta Myanmar menyebut bahwa mereka akan memusnahkan siapa pun yang melawan kudeta.

Pengumuman itu diserukan junta Myanmar, Min Aung Hlaing, saat militer menggelar unjuk kekuatan pada peringatan penumpasan paling berdarah sejauh ini terhadap protes demokrasi.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta pada Februari 2021, dengan lebih dari 1.700 orang tewas dalam tindakan keras terhadap perbedaan pendapat, menurut kelompok pemantau lokal.

Pejuang "Angkatan Pertahanan Rakyat" anti-kudeta sering bentrok dengan pasukan junta, sementara pertempuran juga berkobar di daerah perbatasan dengan kelompok pemberontak etnis yang lebih mapan.

Baca Juga: Nasib Shio Tikus, Shio Kerbau, dan Shio Macan 28 Maret 2022: Hidup Penuh Rahasia Malah Menarik Perhatian Orang

Memimpin parade tahunan yang memamerkan tank, rudal yang dipasang di truk, artileri dan pasukan di atas kuda, Min Aung Hlaing memberi tahu sekitar 8.000 personel keamanan yang berkumpul bahwa tentara tidak akan menyerah, seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia.

Ia menegaskan bahwa militer tidak akan lagi bernegosiasi, alih-alih memusnahkan kelompok-kelompok yang berjuang untuk menggulingkan kekuasaannya.

Saat parade itu, jet terbang mengikuti bendera nasional kuning, merah dan hijau, sementara media pemerintah menunjukkan para wanita berbaris di jalan-jalan menuju lapangan parade untuk memberi bunga dan meletakkan karangan bunga pada tentara yang berbaris.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Depok Senin, 28 Maret 2022: Cerah hingga Berawan Disertai Angin Kencang

Sementara itu, pengunjuk rasa anti-kudeta menyerukan media sosial untuk demonstrasi pemogokan kekuasaan nasional pada Minggu malam.

Hari Angkatan Bersenjata memperingati dimulainya perlawanan lokal terhadap pendudukan Jepang selama Perang Dunia II, dan biasanya menampilkan parade militer yang dihadiri oleh perwira dan diplomat asing.

Tahun lalu, saat kepala junta baru Min Aung Hlaing menginspeksi pawai, pasukan memprotes kudeta yang menggulingkan pemerintah Aung San Suu Kyi dengan brutal.

Baca Juga: Bagaimana Cara Pasang Set Top Box untuk TV Tabung? Simak Penjelasan Ini agar Tetap Bisa Nikmati Siaran Digital

Kekerasan itu adalah hari paling berdarah sejauh ini dalam tindakan keras militer terhadap demonstrasi demokrasi dan menyebabkan 163 pengunjuk rasa tewas serta memicu kecaman internasional yang meluas.

Junta menjadi semakin terisolasi, dan pejabat berpengaruh Kamboja, Hun Sen, merupakan satu-satunya pemimpin asing yang berkunjung sejak kudeta.

Pada bulan Februari seorang pakar PBB di Myanmar mengatakan bahwa Rusia memasok militer dengan senjata, termasuk jet tempur dan kendaraan lapis baja.

Baca Juga: Daftar BPNT Kartu Sembako 2022 Online, Modal KK dan KTP Bisa Dapatkan Bansos Rp2,4 Juta

Amerika Serikat dan Inggris mengumumkan sanksi baru terhadap tentara Myanmar.

Langkah-langkah baru itu muncul beberapa hari setelah Washington mengatakan telah menyimpulkan bahwa militer negara itu melakukan genosida terhadap sebagian besar minoritas Muslim Rohingya.

Sejak kudeta, lebih dari 1.700 orang telah tewas dalam tindakan keras militer terhadap perbedaan pendapat.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah