Di Tengah Krisis Ekonomi, Sri Lanka Umumkan Situasi Darurat, Terapkan Jam Malam, dan Batasi Akses Media Sosial

- 3 April 2022, 21:55 WIB
Suasana demonstrasi di Sri Lanka.
Suasana demonstrasi di Sri Lanka. /Reuters

PR DEPOK - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengumumkan situasi darurat usai ratusan orang mencoba menyerbu kediamannya di tengah krisis ekonomi yang mengancam jutaan nyawa rakyatnya.

Meski sempat berhasil dibubarkan polisi dengan bantuan gas air mata, situasi kian memburuk usai ratusan demonstran secara brutal menghancurkan tembok, melempar batu, dan membakar bus tepat di depan rumah pribadi Gotabaya Rajapaksa.

Sebelumnya, ratusan demonstran memprotes kebijakan pemadaman listrik yang berlaku selama 13 jam dengan alasan Sri Lanka tidak memiliki cukup uang untuk mengimpor bahan bakar maupun diesel guna mengoperasikan pembangkit listrik.

Baca Juga: Menhan Korea Selatan Sebut Mampu Serang Korea Utara, Adik Perempuan Kim Jong Un Buka Suara

Menteri Tenaga Listrik Pavithra Wanniarachchi menyebut Pemerintah Sri Lanka sudah mencoba menerapkan kebijakan pemadaman lampu jalan demi menghemat konsumsi listrik di negaranya.

Namun kebijakan ini terus diperluas hingga menghentikan sektor perdagangan yang sangat berdampak bagi keberlangsungan hidup masyarakat menengah ke bawah.

"Kami bergantung pada diesel. Upaya (pemadaman listrik) tetap harus dilanjutkan. Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan," ujar Wanniarachchi dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari France 24.

Baca Juga: Resep Bibimbap sebagai Menu Sahur, Pakai Bahan yang Ada di Kulkas Dijamin Semangat Jalani Puasa Seharian!

Kebijakan pemadaman listrik tersebut dianggap hanya menambah penderitaan bagi rakyat Sri Lanka yang sudah berjuang menghadapi krisis kebutuhan pokok sejak beberapa minggu lalu.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: France 24


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah