Sadis, Mayat Warga Ukraina Kemungkinan Dibakar Pasukan Rusia untuk Hilangkan Bukti

- 7 April 2022, 15:10 WIB
Sebuah tank Rusia yang hancur terlihat di pusat kota Trostyanets yang dihancurkan setelah pasukan Ukraina mengusir pasukan Rusia dari kota yang diduduki Rusia pada awal perangnya dengan Ukraina, 30 Maret 2022.
Sebuah tank Rusia yang hancur terlihat di pusat kota Trostyanets yang dihancurkan setelah pasukan Ukraina mengusir pasukan Rusia dari kota yang diduduki Rusia pada awal perangnya dengan Ukraina, 30 Maret 2022. /REUTERS/Thomas Peter

PR DEPOK – Pihak Ukraina baru-baru ini mengungkap fakta terkait dugaan kejahatan perang yang dilakukan pasukan Rusia.

Rusia telah mengubah Kota Mariupol menjadi kamp kematian bergaya Nazi karena diduga membakar mayat dan memblokir konvoi kemanusiaan untuk menyembunyikan bukti pembunuhan massal dan kekejaman lainnya di Ukraina.

Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko mengatakan lebih dari 5.000 warga sipil Ukraina termasuk setidaknya 210 anak-anak telah tewas dalam serangan Rusia dan pertempuran jalanan di Ukraina selatan.

Baca Juga: Menkeu AS: Presiden Joe Biden Ingin Rusia Dikeluarkan dari G20

Ia mengatakan, pasukan Rusia membom rumah sakit, termasuk satu 50 warga Ukraina tewas terbakar.

Pejabat Kota Mariupol Boichenko mengatakan, krematorium seluler sedang dioperasikan oleh pejabat Rusia untuk membakar mayat mereka yang telah dibantai.

"Dunia belum pernah melihat skala tragedi di Mariupol sejak kamp konsentrasi Nazi. Rusia telah mengubah seluruh kota kami menjadi kamp kematian,” kata Boichenko seperti dikutip Piiranrakyat-Depok.com dari Times of Israel.

Baca Juga: Marshel Widianto Diperiksa Polisi atas Kasus Dea OnlyFans, Akankah Jadi Tersangka?

Atas dugaan kejahatan terbesar abad ke-20 ini, ia lantas meminta tanggapan dari semua pihak di dunia.

“Ini bukan lagi Chechnya atau Aleppo. Ini Auschwitz atau Majdanek yang baru,” katanya.

Boichenko mengatakan lebih dari 90 persen infrastruktur kota telah hancur.

Serangan di kota selatan yang strategis di Laut Azov telah memutus pasokan makanan, air, bahan bakar, obat-obatan, serta menghancurkan rumah dan bisnis.

Baca Juga: Pemilik KTP Bertanda Ini Masuk Daftar Penerima Bansos PKH Tahap II April 2022, Cek Segera di Link Berikut

Sementar itu, pejabat hak asasi manusia Ukraina Lyudmila Denisova juga mengutip kesaksian saksi bahwa pasukan Rusia telah membawa krematorium mobil dan peralatan berat lainnya untuk membersihkan puing-puing di kota.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia memblokir akses kemanusiaan ke kota pelabuhan yang terkepung karena ingin menyembunyikan bukti ribuan orang yang tewas di sana.

“Alasan mengapa kami tidak bisa masuk ke Mariupol dengan kargo kemanusiaan justru karena mereka takut bahwa dunia akan melihat apa yang terjadi di sana,” kata Volodymyr Zelensky.

Baca Juga: Login kemnaker.go.id Sekarang untuk Cek BSU 2022, Pekerja Kategori Ini Dapat BLT Subsidi Gaji Rp1 Juta

“Saya pikir itu adalah tragedi di sana, ini neraka, saya tahu itu bukan puluhan tetapi ribuan orang, orang yang berbeda, yang terbunuh di sana dan ribuan lainnya terluka,” kata Volodymyr Zelensky menambahkan.

Meski demikian, ia yakin jika Rusia tidak akan berhasil menyembunyikan semua bukti.

“Mereka tidak akan bisa menyembunyikan semua ini dan mengubur semua warga Ukraina yang meninggal dan terluka. Jumlahnya hanya seperti itu, ribuan orang, tidak mungkin disembunyikan”

Baca Juga: Rekap Hasil Sementara Korea Open 2022 Babak 16 Besar, 5 Wakil Indonesia Berhasil Lolos Perempat Final

“Mereka membakar keluarga. Keluarga. Kemarin kami menemukan lagi keluarga baru: ayah, ibu, dua anak. Anak-anak kecil, dua. Salah satunya adalah tangan kecil, Anda tahu. Itulah mengapa saya mengatakan 'mereka adalah Nazi'," kata Volodymyr Zelensky menambahkan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Times of Israel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah