Persiapkan Serangan Baru di Ukraina, Rusia Pakai Senjata yang Diselundupkan Irak

- 12 April 2022, 15:35 WIB
Sebuah kendaraan peluncur roket Ukraina melaju ke barat kota pesisir Mariupol, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di Ukraina timur, di Mariupol, 24 Februari 2022.
Sebuah kendaraan peluncur roket Ukraina melaju ke barat kota pesisir Mariupol, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di Ukraina timur, di Mariupol, 24 Februari 2022. /Carlos Barria/Reuters

PR DEPOK – Pemerintah Rusia dikabarkan menerima senjata dan perangkat militer dari Irak dalam invasi di Ukraina.

Kabar amunisi dan senjata dari Irak ini dilaporkan setelah Rusia sedang mengatur siasat untuk serangan baru di Ukraina.

Menurut anggota milisi Irak yang didukung Iran dan dinas intelijen regional yang mengetahui proses, Rusia menerima senjata dari Irak untuk upaya perangnya di Ukraina dengan bantuan jaringan penyelundupan senjata Iran.

Baca Juga: 25 Orang Tewas dalam Musibah Banjir dan Tanah Longsor di Filipina Akibat Badai Megi

Adapun Rudal RPG dan anti-tank, serta sistem peluncur roket rancangan Brasil, telah dikirim ke Rusia dari Irak saat kampanye Moskow tersendat pada bulan lalu.

Sistem rudal Bavar 373 buatan Iran mirip dengan S-300 Rusia, juga telah disumbangkan ke Moskow oleh pihak berwenang di Teheran, yang juga mengembalikan S-300.

Menggunakan dunia bawah perdagangan senjata akan menandakan perubahan dramatis dalam strategi Rusia, karena Moskow dipaksa untuk bersandar pada Iran, sekutu militernya di Suriah menyusul sanksi baru yang dipicu oleh invasi ke Ukraina.

Baca Juga: Cuma Pakai HP dan KTP, Cek Penerima BSU 2022 di kemnaker.go.id Secara Online untuk Dapatkan Rp1 Juta

Perkembangan tersebut juga berimplikasi besar terhadap arah dan volume perdagangan dalam bisnis perdagangan senjata internasional.

RPG (granat berpeluncur roket) dan rudal anti-tank milik Hashd al-Shaabi, payung milisi Syiah paling kuat, diangkut ke Iran melalui penyeberangan perbatasan Salamja pada 26 Maret saat mereka diterima oleh militer Iran dan dibawa ke Rusia melalui laut.

Hashd ashd al-Shaabi juga mengirimkan dua sistem peluncur roket Astros II yang dirancang Brasil yang dikenal di Irak sebagai versi yang dibuat dengan lisensi Sajil-60, ke Iran pada 1 April.

Baca Juga: BPNT Kartu Sembako Cair 4-21 April 2022, Cek Penerima Bantuan Rp2,4 Juta di cekbansos.kemensos.go.id

“Kami tidak peduli kemana senjata berat itu pergi [karena kami tidak membutuhkannya saat ini]. Apapun yang anti-AS membuat kami bahagia,” kata salah satu pihak Hashd al-Shaabi seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.

Tiga kapal kargo berbendera Rusia dan satu berbendera Iran diketahui melintasi Laut Kaspia dari pelabuhan Bandar Anzali Iran ke Astrakhan, sebuah kota Rusia di delta Volga dalam upaya pengangkutan senjata tersebut.

“Yang dibutuhkan Rusia di Ukraina saat ini adalah rudal. Ini membutuhkan keterampilan untuk diangkut karena rapuh dan mudah meledak, tetapi jika Anda berkomitmen untuk melakukannya, itu mungkin"

Baca Juga: Profil dan Biodata Hong Eun Chae LE SSERAFIM, Member Ketiga Sekaligus Maknae yang Jago Menari

“Ini juga bukan jenis aktivitas yang akan ditangkap oleh citra satelit karena dapat diangkut dalam kotak besar dan kontainer pengiriman biasa,” kata Yörük Işık, pakar urusan maritim yang berbasis di Istanbul.

Pabrikan Rusia dilaporkan terpukul keras oleh sanksi barat dan Ukraina mengatakan bahwa pabrik kendaraan lapis baja utama negara itu serta pabrik traktor, telah kehabisan suku cadang untuk membuat dan memperbaiki tank.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah