Perang Hari ke-50: 4 Negara Tetangga Ukraina Bersatu Lawan Vladimir Putin, Kapal Perang Rusia Dihantam

- 14 April 2022, 13:35 WIB
Asap mengepul dari kebakaran yang dikatakan Kementerian Pertahanan Ukraina sebagai kapal Rusia, saat invasi Rusia ke Ukraina berlanjut, di pelabuhan Berdiansk, Ukraina, 24 Maret 2022 dalam gambar diam yang diperoleh dari video media sosial.
Asap mengepul dari kebakaran yang dikatakan Kementerian Pertahanan Ukraina sebagai kapal Rusia, saat invasi Rusia ke Ukraina berlanjut, di pelabuhan Berdiansk, Ukraina, 24 Maret 2022 dalam gambar diam yang diperoleh dari video media sosial. /Handout/Reuters/

PR DEPOK – Invasi Rusia ke Ukraina sudah memasuki hari ke-50 sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi khusus pada bulan Februari lalu.

Sejak invasi, sejumlah negara yang berbatasan dengan Ukraina turut prihatin sekaligus panik jika militer Rusia meluas.

Meski demikian, dukungan untuk Ukraina dari negara perbatasan melawan Rusia terus diupayakan.

Baca Juga: Pelatih Indonesia All Star Keluhkan Kualitas Lapangan JIS, Minta agar Segera Ditingkatkan

Baru-baru ini misalnya, presiden dari empat negara tetangga yang berbatasan dengan Rusia yaitu Polandia, Estonia, Lituania, dan Latvia telah melakukan perjalanan ke Kyiv untuk menunjukkan dukungan bagi rekan Ukraina mereka dan pasukannya yang diperangi.

Terkait informasi perang terkini, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kapal perang Moskva telah dihantam oleh Ukraina di Laut Hitam pada Rabu malam.

Awak kapal telah dievakuasi setelah ledakan amunisi yang mengakibatkan kebakaran di kapal.

Baca Juga: Mensos Risma Pastikan Memantau Penyaluran BLT Minyak Goreng hingga Papua: Bahkan Sewa Pesawat Khusus

“Kapal penjelajah Moskva dari Armada Laut Hitam rusak parah akibat ledakan amunisi yang terjadi akibat kebakaran, awaknya dievakuasi,” kata pihak Pemerintah Rusia seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.

Seorang pejabat Ukraina turut membenarkan penyerangan kapal perang Rusia tersebut.

Menurutnya kapal perang Rusia berbobot 12.500 ton dan memiliki awak sekitar 500 orang telah dihantam oleh dua rudal Ukraina.

Baca Juga: Dianggap Jiplak Gaya Fuji, Chandrika Chika Akui Kerap Dihujat: Aku Sama Dia Baik-Baik Aja

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan embargo minyak dalam pidato malamnya pada hari Rabu.

“Pertama-tama, kita membutuhkan embargo minyak. Dan jelas kesiapan Eropa untuk menyerahkan semua energi Rusia. Uni Eropa harus berhenti mensponsori mesin militer Rusia,” katanya.

Mengenai kemungkinan kejahatan perang Rusia, Volodymyr Zelensky mengonfirmasi para ahli forensik dari pengadilan pidana internasional mengunjungi Bucha pada hari Rabu untuk menyelidikinya.

Baca Juga: Amaq Sinta, Korban Begal Jadi Tersangka Senang Dapat Penangguhan Penahanan

“Tanggung jawab militer Rusia atas kejahatan perang tidak bisa dihindari. Kami akan menyeret mereka semua ke pengadilan. Dan tidak hanya untuk apa yang dilakukan di Bucha,” tuturnya.

Di sisi lain, bantuan negara Barat untuk Ukraina dalam menghadapi Rusia terus bergulir.

Presiden AS Joe Biden mengumumkan tambahan 800 juta dolar  dalam bantuan militer ke Ukraina termasuk artileri berat menjelang serangan Rusia yang lebih luas yang diperkirakan akan terjadi di Ukraina timur.

Baca Juga: Segera Daftar Bansos PKH atau BLT Ibu Hamil agar Dapat Rp3Juta dari Pemerintah Lewat HP Secara Online

Paket tersebut, yang membawa total bantuan militer sejak pasukan Rusia menginvasi pada Februari menjadi lebih dari 2,5 miliar dolar, termasuk sistem artileri, peluru artileri, pengangkut personel lapis baja dan kapal pertahanan pantai tak berawak.

Departemen Luar Negeri AS pada Rabu membela tuduhan Joe Biden bahwa Rusia melakukan genosida di Ukraina.

Menurut Departemen Luar Negeri AS, Rusia berusaha menghancurkan negara itu dan penduduk sipilnya.

Baca Juga: Dita Karang Secret Number Debut Akting dalam Film 'Biarkan Aku Menari' yang Tayang pada 21 April 2022

Pernyataan tersebut disampaikan setelah Joe Biden melontarkan tuduhan kepada pasukan Vladimir Putin untuk pertama kalinya pada hari Selasa.

“Saya akan memprediksi bahwa apa yang disebut oleh presiden Biden adalah apa yang pada akhirnya akan kita temukan ketika kita dapat mengumpulkan semua bukti ini. Karena apa yang terjadi di lapangan bukanlah suatu kebetulan,” kata Victoria Nuland.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah