Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia 3 Mei 2022: Kasus Corona Baru di Hari Kedua Lebaran Ada 107
"Tidak seorang pun di lokasi dapat memikirkan solusi yang baik untuk masalah ini," kata seorang sumber, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Daily Mail.
“Sistem perbankan China tidak siap untuk pembekuan aset dolar atau pengecualian dari sistem pesan Swift seperti yang telah dilakukan AS ke Rusia,” tandasnya.
China sedang mencari cara untuk memperluas jumlah mata uang yang beredar agar relatif terhadap kepemilikan dolar AS.
Salah satu idenya adalah memaksa perusahaan pengekspor China untuk membuang kepemilikan dolar mereka dengan imbalan uang lokal.
Saran lain adalah untuk memotong kuota yang boleh dibeli oleh warga negara China setiap tahun untuk perjalanan ke luar negeri, pendidikan, dan pembelian luar negeri lainnya.
Solusi potensial lainnya seperti membanjiri beberapa kepemilikan dolar AS untuk Euro tidak dianggap praktis, tetapi beberapa meragukan AS akan memiliki kapasitas untuk memberikan sanksi kepada China.
"Sulit bagi AS untuk menjatuhkan sanksi besar-besaran terhadap China," kata Andrew Collier, direktur pelaksana Orient Capital Research di Hong Kong.
“Ini seperti kehancuran yang dijamin bersama dalam perang nuklir,” ia menambahkan.