Organisasi yang berbasis di Jenewa itu telah lama mengatakan jumlah kematian sebenarnya akan jauh lebih tinggi daripada hanya kematian yang tercatat akibat infeksi Covid-19.
Kematian yang terkait secara tidak langsung dengan pandemi disebabkan oleh kondisi lain di mana orang tidak dapat mengakses pengobatan karena sistem kesehatan terbebani oleh krisis.
Itu bisa termasuk penundaan operasi bedah, atau kemoterapi untuk pasien kanker.
WHO mengatakan bahwa sebagian besar kelebihan kematian yakni 84 persen, berada di Asia selatan dan tenggara, Eropa dan Amerika.
Baca Juga: Login eform.bri.co.id, Cek Status Penerima BPUM 2022 untuk Dapat BLT UMKM Rp600 Ribu
10 negara yang menyumbang 68 persen dari semua kelebihan kematian adalah Brasil, Mesir, India, Indonesia, Meksiko, Peru, Rusia, Afrika Selatan, Turki, dan Amerika Serikat.
Negara-negara berpenghasilan tinggi menyumbang 15 persen dari kelebihan kematian; negara-negara berpenghasilan menengah ke atas 28 persen; negara-negara bagian berpenghasilan menengah ke bawah 53 persen; dan negara-negara berpenghasilan rendah empat persen.
Jumlah kematian global lebih tinggi untuk pria daripada wanita, yakni 57 persen pria dan 43 persen wanita.
Sedangkan 82 persen dari kelebihan kematian diperkirakan orang berusia di atas 60 tahun.***