WHO Prediksi 15 Juta Orang di Dunia pada 2020-2021 Meninggal Terkait Covid-19: Langsung dan Tidak Langsung

- 6 Mei 2022, 11:24 WIB
WHO memprediksi bahwa sebanyak 15 juta orang di seluruh dunia pada 2020 dan 2021 meninggal terkait dengan Covid-19.
WHO memprediksi bahwa sebanyak 15 juta orang di seluruh dunia pada 2020 dan 2021 meninggal terkait dengan Covid-19. /Reuters/Dado Ruvic

PR DEPOK – WHO memperkirakan bahwa pandemi Covid-19 menewaskan sekitar 15 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2020 dan 2021.

Jumlah yang diberikan WHO itu hampir tiga kali lipat dari kematian yang secara resmi, dalam data, dikaitkan dengan Covid-19.

Perkiraan jumlah total kematian akibat Covid-19 yang diberikan WHO itu termasuk nyawa yang hilang karena efek sampingnya, dengan jumlah pada krisis lebih luas.

Angka-angka tersebut memberikan gambaran yang lebih realistis tentang pandemi terburuk dalam satu abad, yang menewaskan sekitar satu dari 500 orang di seluruh dunia dan terus merenggut ribuan nyawa setiap minggu.

Baca Juga: 10 Tahun Menanti, PMI Asal Sigi yang Sakit Stroke Akhirnya Berhasil Pulang

"Jumlah kematian penuh yang terkait langsung atau tidak langsung dengan pandemi Covid-19 antara 1 Januari 2020 dan 31 Desember 2021 adalah sekitar 14,9 juta (kisaran 13,3 juta hingga 16,6 juta)," kata WHO, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia.

Angka-angka tersebut sangat sensitif karena mencerminkan penanganan krisis oleh pihak berwenang di seluruh dunia, dan beberapa negara, terutama India, disebut miliki angka yang jauh lebih tinggi dari data resmi.

Kematian Covid-19 yang dilaporkan India untuk 2020-21 adalah 481.000, tetapi perkiraan total WHO adalah 3,3 juta hingga 6,5 ​​juta.

"Kita perlu menghormati kehidupan yang dipersingkat secara tragis, nyawa yang hilang dan kita harus meminta pertanggungjawaban diri kita sendiri dan pembuat kebijakan kita," ujar Samira Asma, kepala data WHO.

Baca Juga: Resmi Dijual, Berikut Daftar Harga dan Cara Beli Tiket Fomula E Jakarta secara Online

New Delhi membalas, mencela data yang menyebutkan angka 10 kali lipat dari jumlah resmi negara itu sebagai cacat.

WHO memperkirakan sekitar 4,75 juta kematian di India sejak 2020 dapat dikaitkan dengan krisis, baik secara langsung dari Covid-19 atau secara tidak langsung melalui dampak pandemi yang lebih luas pada sistem kesehatan dan masyarakat.

Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India dalam sebuah pernyataan menuduh WHO menerbitkan data tanpa menangani kekhawatiran India secara memadai.

Angka-angka, yang disebut sebagai kematian berlebih, dihitung sebagai perbedaan antara jumlah kematian yang terjadi dan jumlah yang mungkin terjadi tanpa adanya pandemi, berdasarkan data dari tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Hanya Pakai KTP, Ini Cara Daftar Penerima Bansos BLT Lansia Tahap 2 lewat HP, Dapatkan Bantuan Rp2,4 Juta

Kelebihan kematian meliputi kematian secara langsung akibat penyakit Covid-19, dan secara tidak langsung akibat dampak pandemi terhadap sistem kesehatan dan masyarakat.

Ini juga merupakan faktor kematian yang dapat dihindari selama pandemi, seperti risiko kematian terkait pekerjaan atau kecelakaan di jalan.

WHO menyatakan Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional pada 30 Januari 2020, setelah kasus virus corona baru menyebar ke luar China.

Negara-negara di seluruh dunia melaporkan 5,42 juta kematian akibat Covid-19 kepada WHO pada tahun 2020 dan 2021, angka yang saat ini mencapai 6,24 juta, termasuk kematian pada tahun 2022.

Baca Juga: Pengadilan Israel Izinkan Pengusiran Paksa Warga Palestina, Kelompok HAM: Interpretasi Hukum Tidak Berdasar

Organisasi yang berbasis di Jenewa itu telah lama mengatakan jumlah kematian sebenarnya akan jauh lebih tinggi daripada hanya kematian yang tercatat akibat infeksi Covid-19.

Kematian yang terkait secara tidak langsung dengan pandemi disebabkan oleh kondisi lain di mana orang tidak dapat mengakses pengobatan karena sistem kesehatan terbebani oleh krisis.

Itu bisa termasuk penundaan operasi bedah, atau kemoterapi untuk pasien kanker.

WHO mengatakan bahwa sebagian besar kelebihan kematian yakni 84 persen, berada di Asia selatan dan tenggara, Eropa dan Amerika.

Baca Juga: Login eform.bri.co.id, Cek Status Penerima BPUM 2022 untuk Dapat BLT UMKM Rp600 Ribu

10 negara yang menyumbang 68 persen dari semua kelebihan kematian adalah Brasil, Mesir, India, Indonesia, Meksiko, Peru, Rusia, Afrika Selatan, Turki, dan Amerika Serikat.

Negara-negara berpenghasilan tinggi menyumbang 15 persen dari kelebihan kematian; negara-negara berpenghasilan menengah ke atas 28 persen; negara-negara bagian berpenghasilan menengah ke bawah 53 persen; dan negara-negara berpenghasilan rendah empat persen.

Jumlah kematian global lebih tinggi untuk pria daripada wanita, yakni 57 persen pria dan 43 persen wanita.

Sedangkan 82 persen dari kelebihan kematian diperkirakan orang berusia di atas 60 tahun.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah