Wakil Rusia untuk PBB Akui Tidak Ada Kesempatan Damai dengan Ukraina, Kapan Perang Berakhir?

- 13 Mei 2022, 11:05 WIB
Bendera Rusia berkibar di atas Kedutaan Besar Rusia di Washington, AS, 6 Agustus 2018.
Bendera Rusia berkibar di atas Kedutaan Besar Rusia di Washington, AS, 6 Agustus 2018. /Brian Snyder/REUTERS

PR DEPOK - Rusia telah mengubah pendiriannya tentang prospek Ukraina menjadi anggota Uni Eropa.

Wakil Tetap Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, mengungkapkan, tujuan seperti itu sekarang tidak dapat menjadi bagian dari kesepakatan damai dengan Ukraina.

Ia menjelaskan, sebelumnya Rusia tidak khawatir tentang prospek Ukraina akhirnya bergabung dengan organisasi tersebut.

Baca Juga: AS Janjikan Bantuan 150 Juta Dolar untuk Indonesia di Tengah Invasi Rusia di Ukraina, , Ada Apa?

Akan tetapi, posisinya telah bergeser karena perilaku Ukraina sejak Rusia melancarkan serangannya, pada Februari.

Rusia menganggap bahwa UE telah sepenuhnya selaras dengan NATO yang dipimpin AS.

Ia pun merujuk pada pernyataan baru-baru ini dari kepala diplomat blok itu Josep Borrell yang menyatakan preferensi untuk solusi militer atas konflik Rusia-Ukraina.

Baca Juga: Rusia Kacau, Vladimir Putin Tangkap Beberapa Jenderal yang Terlibat Invasi di Ukraina

“Kami pada saat ini tidak terlalu mengkhawatirkan Uni Eropa, tetapi situasinya telah berubah setelah pernyataan Tuan Borrell bahwa 'perang ini harus dimenangkan di medan pertempuran' dan setelah fakta bahwa Uni Eropa adalah pemimpin dalam pengiriman senjata (ke Ukraina). Saya pikir posisi kami di Uni Eropa sekarang lebih mirip dengan NATO karena kami tidak melihat perbedaan besar,” kata Polyanskiy seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Rusia Today.

Lebih lanjut, konflik Rusia-Ukraina menurutnya telah meningkat ke titik hingga tidak ada lagi tempat untuk diplomasi damai.

Terkait hal tersebut, Polyanskiy menyalahkan Ukraina yang kurang dialog konstruktif, ketidakmampuan Ukraina untuk menepati janjinya dan upaya negara Barat untuk memperpanjang permusuhan atas situasi tersebut.

Baca Juga: Rusia Kacau, Vladimir Putin Tangkap Beberapa Jenderal yang Terlibat Invasi di Ukraina

“Pada titik ini, sejujurnya, saya tidak melihat kemungkinan diplomatik mengingat posisi Ukraina, mengingat konflik ini dipicu oleh Barat. Sebagai seorang diplomat, saya harus mengakui bahwa tidak ada jalan untuk diplomasi saat ini,” katanya.

Polyanskiy menolak memberikan perkiraan berapa lama konflik bisa berlangsung.

"Saya tidak memiliki bola kristal untuk memprediksi hal-hal seperti itu. Jika konflik di Ukraina dicoba dihentikan dengan cara membakar gas oleh negara-negara Barat, tentu saja dapat berlarut-larut untuk beberapa waktu, tetapi itu tidak akan mengubah seluruh laju konflik, itu tidak akan menghalangi Rusia untuk mencapai tujuan," katanya.

Baca Juga: Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc Resmi Membuka Acara SEA Games 2022 dengan Meriah

Seperti diketahui, Rusia menyerang negara tetangga itu pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014 dan akhirnya pengakuan Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Adapun protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Rusia sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Baca Juga: Akses prakerja.go.id dan Daftar Kartu Prakerja Gelombang 28, Dapatkan Insentif Rp3,55 Juta

Akan tetapi, Ukraina menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Rusia Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah