"Diduga tersangka kesal dengan ketegangan politik antara China dan Taiwan," ungkap polisi, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.
China mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai bagian dari wilayahnya dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk menguasai pulau itu.
Insiden itu setidaknya merupakan penembakan massal kedua pada akhir pekan di AS, yang telah diganggu dengan kekerasan senjata dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV dan Trans7 Hari Selasa, 17 Mei 2022: Tayang Film John Wick 2 dan Knock Knock
Di Buffalo, New York, seorang pria kulit putih berusia 18 tahun melepaskan tembakan sehari sebelumnya ke sebuah supermarket di lingkungan yang sebagian besar penduduknya berkulit hitam.
Penembakan itu menewaskan 10 orang dan melukai tiga orang dalam apa yang digambarkan pihak berwenang sebagai serangan murni rasis.
Chou membawa dua tas, satu dengan empat bom Molotov dan satu lagi berisi amunisi, dan kemungkinan akan membunuh lebih banyak orang jika bukan karena tindakan heroik umat paroki.
Selama penembakan, umat paroki Dr John Cheng menangani pria bersenjata itu, membiarkan orang lain melucuti senjata pria itu. Dr Cheng, 52, tertembak dalam prosesnya dan meninggal.
“Cara individu ini mengatur lingkungan itu untuk membunuh lebih banyak orang, akan ada lebih banyak nyawa yang hilang, jika bukan karena upaya bersama dari anggota gereja itu,” ungkap polisi.