PR DEPOK – Pihak Moskow belum lama ini mengklaim bahwa 700 pejuang Ukraina telah menyerah di Mariupol yang dikuasai oleh Rusia.
Ukraina telah meminta garnisunnya di Mariupol untuk segera mundur meski hasil akhir dari pertempuran dengan Rusia ini masih belum terselesaikan.
Pemimpin separatis pro-Rusia Denis Pushilin mengatakan bahwa komandan tertinggi pejuang Ukraina masih bertahan di pabrik baja Azovstal di kota pelabuhan.
Baca Juga: Daftar DTKS 2022 Bisa Online Lewat HP, Perhatikan Syarat Ini agar Dapat Bantuan PKH hingga BPNT
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, pejabat Ukraina tidak ingin memberikan komentar mengenai nasib para pejuang.
Juru bicara militer Oleksandr Motuzaynik mengatakan bahwa Ukraina telah berupaya maksimal untuk menyelamatkan para personel.
“Negara (Ukraina) melakukan upaya maksimal untuk melakukan penyelamatan personel layanan kami. Informasi apa pun kepada publik dapat membahayakan proses itu,” ungkap Motuzaynik.
Pada selasa lalu, Ukraina mengkonfirmasi mengenai penyerahaan lebih dari 250 pejuang tetapi tidak menyebutkan berapa banyak lagi yang berada di dalam.
Rusia sendiri mengatakan bahwa 694 pejuang tambahan telah menyerah sehingga jumlah total menjadi 959.
Sementara itu Walikota Mariupol Vadym Boichenko mengatakan bahwa Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, Palang Merah, dan PBB tengah melalukan pembicaraan.
Baca Juga: Ketua KPK Firli Bahuri Sebut Harun Masiku Akan Terus Diburu hingga Tertangkap
Mariupol merupakan kota terbesar yang sudah direbut Rusia dan hal ini memungkinkan Presiden Vladimir Putin untuk memproklamirkan kemenangannya sejak invasi dimulai pada 24 Februari.
Moskow sendiri tengah berfokus pada daerah di tenggara setelah menarik diri dari Kyiv.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) terus melanjutkan operasi di kedutaannya di Amerika pada hari Rabu waktu setempat.
“Rakyat Ukraina ... telah mempertahankan tanah air mereka dalam menghadapi invasi Rusia yang tidak berbudi, dan, sebagai akibatnya, Bintang dan Garis terbang di atas Kedutaan sekali lagi,” ucap Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Kemudian ada Kanada, Inggris dan beberapa negara lain yang melanjutkan operasi kedutaan di Ukraina.***