Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-110: Pengembangan Senjata Nuklir Global hingga Kekhawatiran Keamanan

- 13 Juni 2022, 12:42 WIB
Ilustrasi - Simak update dari Rusia dan Ukraina yang sudah terlibat dalam perang selama 110 hari sejak pertama kali Februari 2022 lalu.
Ilustrasi - Simak update dari Rusia dan Ukraina yang sudah terlibat dalam perang selama 110 hari sejak pertama kali Februari 2022 lalu. /REUTERS/Alexander Ermochenko.

PR DEPOK – Ukraina dan Rusia telah terlibat dalam perang selama 110 hari terhitung sejak pertama pecah pada 24 Februari 2022.

Sejak awal invasi Rusia di Ukraina, Presiden Vladimir Putin sudah menyiagakan pasukan nuklir.

Isu tentang perang nuklir kerap dibicarakan di tengah perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Kelompok pemikir konflik dan persenjataan terkemuka menganalisis bahwa persenjataan nuklir global diperkirakan akan tumbuh di tahun-tahun mendatang untuk pertama kalinya sejak perang dingin.

Baca Juga: Situasi Terkini Prosesi Pemakaman Eril di Cimaung, Penuh Haru, Disaksikan Keluarga dan Ratusan Warga dari Jauh

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian, risiko penggunaan senjata nuklir itu adalah yang terbesar dalam beberapa dasawarsa.

Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm melaporkan, invasi Rusia ke Ukraina dan dukungan barat untuk Kyiv telah meningkatkan ketegangan di antara sembilan negara bersenjata nuklir di dunia.

Sejauh ini, pasukan Rusia telah menguasai sebagian besar Sievierodonetsk, tempat pertempuran jalanan yang sengit berlanjut setelah kebakaran terjadi di pabrik kimia Azot, tempat ratusan warga sipil Ukraina berlindung.

Baca Juga: Arti Status 'Sedang Dievaluasi' di Dashboard Kartu Prakerja, Apakah Lolos Seleksi atau Tidak?

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpendapat bahwa Rusia tidak akan mengubah fokus serangan.

"Tujuan taktis utama dari penjajah tidak berubah: mereka menekan di Sievierodonetsk, pertempuran sengit sedang berlangsung di sana secara harfiah untuk setiap meter,” kata dia tegas.

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia menilai rudal jelajahnya menghancurkan depot besar yang berisi senjata AS dan Eropa di Ternopil di Ukraina barat pada hari Minggu kemarin.

Baca Juga: Sutradara Squid Game Konfirmasi Season 2 akan Segera Hadir

Akan tetapi, sejumlah pejabat Ukraina mengatakan bahwa tidak ada senjata yang disimpan di sana.

Pasukan Rusia juga menghancurkan sebuah jembatan yang menghubungkan kota timur Sievierodonetsk ke kota kembarnya Lysychansk, sehingga memotong kemungkinan rute evakuasi bagi warga sipil.

Amnesty International menuduh Rusia melakukan kejahatan perang di kota terbesar kedua di Ukraina, yaitu Kharkiv.

Ratusan warga sipil telah tewas oleh penembakan Rusia munisi tandan yang dilarang secara luas dan roket yang secara inheren tidak akurat.

Baca Juga: Sindrom Ramsay Hunt Bisa Picu Kelumpuhan Wajah Permanen, Jangan Anggap Sepele!

"Pasukan Rusia meluncurkan kampanye pengeboman tanpa pandang bulu terhadap Kharkiv. Mereka menembaki lingkungan perumahan hampir setiap hari, membunuh dan melukai ratusan warga sipil dan menyebabkan kehancuran besar-besaran, seringkali menggunakan munisi tandan yang dilarang secara luas," bunyi laporan tersebut.

Sementara itu, kekhawatiran keamanan yang diangkat oleh Turki dalam penentangannya terhadap aplikasi keanggotaan NATO Finlandia dan Swedia adalah sah.

"Ini adalah kekhawatiran yang sah. Ini tentang terorisme, ini tentang ekspor senjata,” kata sekretaris jenderal NATO Jens Stoltenberg.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan hari Minggu mengumumkan kemungkinan pembicaraan baru dengan Presiden Vladimir Putin dan Presiden Volodymyr Zelensky minggu depan.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah