PR DEPOK – Rusia dan Ukraina sudah terlibat perang selama 114 hari sejak perintah operasi khusus diumumkan Vladimir Putin pada 24 Februari 2022.
Beberapa hari terakhir, Rusia lebih fokus untuk menyerang wilayah Sievierodonetsk, Ukraina.
Dalam laporan terbaru, ratusan warga sipil Uraian yang berlindung di pabrik kimia Azot di Sievierodonetsk tidak lagi dapat mengungsi karena rentetan artileri Rusia yang berkelanjutan.
Baca Juga: Belanda Ungkap Agen Militer Rusia Menyusup ke ICC dengan Identitas Palsu: Ancaman Tingkat Tinggi
Gubernur Luhansk Serhiy Haidai mengatakan 568 orang, termasuk 38 anak-anak berlindung di pabrik Azot.
Terkait hal ini, seorang pemimpin separatis pro-Rusia mengklaim pasukan yang didukung Rusia akan membuka kembali koridor kemanusiaan bagi warga sipil Ukraina untuk meninggalkan pabrik.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Rusia tidak malu menunjukkan jati diri mereka.
"Kami tidak menginvasi Ukraina , kami mendeklarasikan operasi militer khusus karena kami sama sekali tidak memiliki cara lain untuk menjelaskan kepada barat bahwa menyeret Ukraina ke NATO adalah tindakan kriminal," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.