"Kami benar-benar harus fokus pada cara penularan yang paling sering dan kami dengan jelas melihat hal itu terkait dengan kontak kulit ke kulit," tegasnya.
Lebih dari 1.300 kasus penyakit virus cacar monyet telah dilaporkan oleh sekitar 30 negara sejak awal Mei 2022 lalu.
Sebagian besar kasus telah dilaporkan terjadi pada pria yang berhubungan seks dengan pria.
Baca Juga: Jakarta Fair 2022 Buka Jam Berapa? Berikut Jadwal Masuk dan Cara Beli Tiket PRJ Kemayoran
Wabah ini juga telah memicu kekhawatiran, karena virus cacar monyet ini jarang terlihat di luar Afrika, di mana kawasan endemik, dan juga sebagian besar kasus di Eropa tidak terkait dengan perjalanan ke benua tersebut.
Ketika wabah menyebar, WHO telah merekomendasikan vaksinasi yang ditargetkan kepada kontak dekat, termasuk petugas kesehatan.
Banyak pihak yang telah diperingatkan untuk tidak menimbun vaksin.
"Sekali lagi, pendekatan 'saya duluan' dapat menyebabkan konsekuensi yang merusak di masa depan," kata Hans Kluge, direktur regional WHO untuk Eropa.
"Saya memohon kepada pemerintah untuk mengatasi cacar monyet tanpa mengulangi kesalahan pandemi - dan juga menjaga kesetaraan sebagai inti dari semua yang kita lakukan," ungkapnya.***