Organisasi Internasional Akui Sulit Memberikan Bantuan Cepat untuk Penyintas Gempa di Afghanistan

- 25 Juni 2022, 09:52 WIB
Gempa Afghanistan - Beberapa badan internasional mengakui bahwa memberikan bantuan cepat untuk para penyintas gempa di Afghanistan termasuk sulit.
Gempa Afghanistan - Beberapa badan internasional mengakui bahwa memberikan bantuan cepat untuk para penyintas gempa di Afghanistan termasuk sulit. /REUTERS/Ali Khara

Beberapa lembaga internasional telah mengirimkan bantuan ke lokasi dan berusaha untuk mendapatkan dukungan lebih lanjut.

Program Pangan Dunia PBB mengatakan telah mengerahkan 18 truk ke daerah-daerah yang terkena dampak gempa yang membawa pasokan darurat, dengan rencana mengirim makanan darurat ke 3.000 rumah tangga.

Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan akan menyediakan 10 ton pasokan medis yang cukup untuk 5.400 operasi dan perawatan medis yang mencakup 36.000 orang selama tiga bulan.

Baca Juga: Presiden PSG Ingin Timnya Lebih Rendah Hati, Legenda Arsenal Sarankan Le Parisiens Depak Neymar

UNHCR juga mengirimkan barang-barang bantuan inti yang terdiri dari tenda, selimut, terpal plastik, dan peralatan dapur di antara barang-barang lainnya untuk 600 keluarga, menurut pernyataan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.

Namun, pemberian bantuan internasional lambat karena tantangan yang ditimbulkan oleh sanksi yang dijatuhkan setelah pengambilalihan Taliban dan badan-badan internasional berjuang untuk beroperasi di medan yang menantang.

Selain daerah yang terkena dampak terpencil dan bergunung-gunung, kondisi cuaca buruk selama beberapa hari terakhir juga menghambat tanggap darurat.

Baca Juga: Uni Eropa Beri Ukraina Status 'Kandidat Anggota', Kremlin: Nampaknya Hubungan Rusia-UE Makin Sulit Diperbaiki

Selain itu, tantangan perbankan yang ditimbulkan oleh sanksi AS memperumit respons kemanusiaan bagi banyak organisasi.

Kehancuran, kurangnya sumber daya yang ada, dan infrastruktur yang melemah akibat perang dan krisis keuangan juga telah memperlambat respons terhadap gempa paling mematikan di negara itu dalam dua dekade.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah