“Biasanya kami hanya menerima pasien terkait perang atau pasien dalam kondisi yang mengancam jiwa, tetapi dalam kasus ini kami memutuskan untuk membuat pengecualian untuk mendukung rakyat Afghanistan,” ujar Stefano Sozza, direktur negara untuk Rumah Sakit Darurat, seorang ahli bedah yang didanai Italia.
Salah satu pasien, seorang wanita dari distrik Gayan di Paktika, mengatakan sembilan anggota keluarganya telah tewas dalam gempa tersebut.
"Hanya saya yang bertahan. Kaki saya patah, kami tidak punya apa-apa, kami makan apa yang diberikan Taliban kepada kami," ungkapnya.
Baca Juga: Tiga Hal Penting yang Terkandung dalam Idul Adha
Bencana tersebut merupakan ujian besar bagi para penguasa garis keras Taliban Afghanistan.
Mereka telah dijauhi oleh banyak pemerintah asing sejak mereka menguasai negara itu tahun lalu karena kekhawatiran tentang hak asasi manusia.
Afghanistan telah terputus dari banyak bantuan internasional langsung karena sanksi Barat, memperdalam krisis kemanusiaan di petak-petak negara bahkan sebelum gempa minggu ini.
PBB dan beberapa negara lain telah mengirimkan bantuan ke daerah-daerah yang terkena dampak, dengan lebih banyak lagi yang akan tiba dalam beberapa hari mendatang.
Taliban juga meminta pengiriman bantuan lebih lanjut untuk membantu korban gempa.