Pandemi Belum Berakhir, WHO Klaim Kasus Covid-19 Meningkat di 110 Negara

- 30 Juni 2022, 11:19 WIB
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron.
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. /Dado Ruvic/Pikiran Rakyat Depok.com/Reuters

PR DEPOK - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu, 29 Juni 2022 menyatakan pandemi Covid-19 berubah namun belum berakhir.

Tak hanya itu, WHO juga memperingatkan bahwa kasus Covid-19 telah meningkat setidaknya di 110 negara dunia.

"Pandemi ini berubah tetapi belum berakhir. Kemampuan kami untuk melacak Covid-19 berada di bawah ancaman karena pelaporan dan urutan genom menurun yang berarti semakin sulit untuk melacak Omicron dan menganalisis varian yang muncul di masa depan," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros kata Adhanom Ghebreyesus.

Baca Juga: Tes Psikologi: Cari Tahu tentang Hubungan Anda Melalui Cara Memegang Tangan Pasangan

Lebih lanjut dia menambahkan bahwa kasus yang meningkat di 110 negara tersebut didorong oleh BA 4 dan BA 5, sehingga kasus global meningkat 20 persen.

Sementara itu menurut WHO, kasus kematian juga telah meningkat di 3 dari 6 wilayah WHO, ketika angka global tetap relatif stabil.

Saat memberi pengarahan kepada media tentang Covid-19 dan masalah kesehatan global lainnya, Ghebreyesus mengatakan bahwa WHO telah meminta semua negara untuk memvaksinasi setidaknya 70 persen dari populasi mereka.

Baca Juga: Ramalan Shio Ayam, Anjing, dan Babi, 30 Juni 2022: Berhenti Berpikiran Negatif

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa dalam 18 bulan terakhir, lebih dari 12 miliar vaksin telah didistribusikan secara global.

"Di sisi lain, ratusan juta orang, termasuk puluhan juta petugas kesehatan dan orang tua di negara-negara berpenghasilan rendah tetap tidak divaksinasi, yang berarti mereka lebih rentan terhadap gelombang virus di masa depan," kata kepala WHO.

“Dengan hanya 58 negara yang mencapai target 70 persen, beberapa mengatakan tidak mungkin bagi negara berpenghasilan rendah untuk mencapainya,” katanya.

Baca Juga: Terlibat Kontroversi Bullying, Komentar Nam Joo Hyuk kepada Suzy saat Syuting Start Up Tuai Sorotan

Ghebreyesus mencontohkan Rwanda di mana tingkat vaksinasi dosis kedua sekarang di atas 65 persen dan masih terus meningkat.

Kepala WHO menggarisbawahi bahwa penting untuk menjaga kelompok yang paling berisiko tetap up to date dengan vaksinasi.

Sebelumnya, Dirjen Ghebreyesus mengatakan bahwa meskipun Monkeypox saat ini tidak menjadi Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional, sifat darurat dari peristiwa tersebut memerlukan upaya tanggapan yang intensif.

Baca Juga: Sudah Dapat 3 Pemberitahuan Ini? SELAMAT! Anda Lolos Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 34

Melalui Twitter, Dirjen Tedros Adhanom Ghebreyesus menulis, "Meskipun Komite Darurat tidak menyarankan bahwa wabah #monkeypox mewakili Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional, mereka mengakui sifat darurat dari peristiwa yang membutuhkan upaya respons yang intens."

"Mereka menyarankan agar saya mengumpulkan mereka kembali dengan cepat berdasarkan situasi yang berkembang, yang akan saya lakukan," tambahnya.

Sementara mengungkapkan keprihatinan atas penularan virus yang berkelanjutan, Dirjen mengatakan bahwa anak-anak dan wanita hamil berisiko tinggi tertular infeksi.

Monkeypox kini telah diidentifikasi di lebih dari 50 negara, dan trennya kemungkinan akan terus berlanjut.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Asia News International


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah