“Tidak sedang diselidiki, tidak di Amerika Serikat, tidak dimanapun,” katanya.
Pada bulan Mei lalu, Sachs bersama dengan profesor farmakologi dan terapi molekuler Universitas Columbia Neil Harrison, menulis sebuah artikel di Prosiding National Academy of Sciences, menunjukkan bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium.
Dalam makalah tersebut, kedua akademisi tersebut menyerukan transparansi yang lebih besar di pihak lembaga federal dan universitas AS, dengan alasan bahwa banyak bukti terkait tidak diungkapkan.
Menurut Sachs dan Harrison, basis data virus, sampel biologis, urutan virus, komunikasi email, dan buku catatan laboratorium semuanya dapat membantu menjelaskan asal mula Covid-19.
Akan tetapi, tidak satu pun dari bahan-bahan ini yang menjadi sasaran penelitian yang independen, transparan, dan ilmiah.
Sebagai indikator bahwa Covid 19 berasal dari laboratorium, keduanya mengemukakan fakta bahwa urutan delapan asam amino pada bagian penting protein lonjakan virus mirip dengan urutan asam amino yang ditemukan dalam sel yang melapisi saluran udara manusia.
Baca Juga: PKH Lansia Tahap 3 Cair Juli 2022, Segera Cek Nama Penerima Lewat HP di cekbansos.kemensos.go.id
Sebagai informasi, Sachs bukanlah orang pertama yang menyatakan bahwa virus mematikan itu tidak terjadi secara alami.
Meskipun tidak ada bukti konklusif yang akan melacak asal usul Covid-19 tanpa keraguan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan pada Februari 2021 bahwa kemungkinan besar ditularkan dari hewan, mungkin kelelawar, ke manusia.