Gelar Pertemuan Nasional Pertama, Taliban Diminta Kembali Buka Sekolah untuk Perempuan

- 3 Juli 2022, 10:48 WIB
Ilustrasi - Dalam pertemuan nasional yang pertama kali digelar, Taliban diminta membuka kembali sekolah bagi siswa perempuan di Afghanistan.
Ilustrasi - Dalam pertemuan nasional yang pertama kali digelar, Taliban diminta membuka kembali sekolah bagi siswa perempuan di Afghanistan. /Pixabay.

PR DEPOK - Baru-baru ini, Taliban mengadakan pertemuan nasional dengan ribuan pemimpin agama dan etnis laki-laki pada Sabtu, 2 Juli 2022 di Kabul, Afghanistan.

Kabarnya pertemuan itu adalah yang pertama kali dilakukan Taliban sejak mereka kembali berhasil menguasai Afghanistan.

Perdana Menteri Afghanistan, Mohammad Hasan Akhund menyebut, pertemuan ini ditujukan untuk mengatasi tantangan dan memperkuat pemerintahan.

"Pemerintah tercapai seusai banyak pengorbanan, kita harus bekerja sama untuk memperkuatnya," kata dia secara tegas.

Baca Juga: Terawang Mayang Soal Kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi, Denny Darko: Kaya Ada yang Disembunyikan

Sementara itu, salah satu peserta pertemuan bernama Sayed Nassrullah menyerukan agar Taliban membuk kembali sekolah menengah untuk anak perempuan di Afghanistan.

"Mereka akan belajar dan menjadi panduan yang baik di masyarakat," ucap dia tegas saat prosesi pertemuan berlangsung, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.

Sebagai informasi, Taliban telah mengurungkan niatnya untuk membuka kembali sekolah menengah bagi para perempuan di negara itu.

Menurut Taliban, sekolah akan ditutup hingga sebuah rencana telah disusun sesuai dengan hukum Islam.

Baca Juga: Terawang Mayang Soal Kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi, Denny Darko: Kaya Ada yang Disembunyikan

Keputusan kelompok itu pun membuat siswa perempuan di Afghanistan menangis lantaran mereka ingin kembali bersekolah.

Bahkan, keputusan Taliban membatalkan pembukaan sekolah bagi siswa perempuan pun mendapat kecaman dari kelompok hak asasi, diplomat, hingga lembaga kemanusiaan.

Di kesempatan yang sama, Pemimpin Taliban, Haibatullah Akhundzada, secara tegas menyebut orang asing tidak memberi perintah dan tidak boleh ikut campur urusan di Afghanistan.

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x