Uni Eropa Terancam Krisis Energi demi Bebas dari Belenggu Panjang Rusia

- 5 Juli 2022, 19:30 WIB
Potret kilang minyak perusahaan Lukoil di Volgograd, Rusia 22 April 2022. Perusahaan energi dan minyak utama Rusia Rosneft telah mengumumkan penemuan deposit minyak yang sangat besar di Laut Pechora.
Potret kilang minyak perusahaan Lukoil di Volgograd, Rusia 22 April 2022. Perusahaan energi dan minyak utama Rusia Rosneft telah mengumumkan penemuan deposit minyak yang sangat besar di Laut Pechora. /Reuters

PR DEPOK - Uni Eropa (UE) tengah merasakan krisis energi yang cukup berat hingga membuat beberapa negara eropa kewalahan.

Krisis energi terjadi setelah Uni Eropa menerapkan pelarangan impor sebagian besar minyak asal Rusia.

Selain itu, negara-negara di Eropa juga merencanakan pengurangan impor gas dari Moskow.

Keputusan penghentian bahan bakar dari Rusia merupakan bentuk protes Uni Eropa karena dipicu oleh aksi Kremlin yang melakukan invasi terhadap Ukraina.

Baca Juga: Rusia Ambil Alih Luhansk, Ukraina Fokus Selamatkan Donetsk

Namun di balik melonjaknya harga minyak dan gas di Benua Biru, Uni Eropa menganggap krisis ini sebagai langkah maju untuk lepas dari pengaruh Rusia.

Kepala urusan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menyebut, krisis energi yang dirasakan oleh Uni Eropa adalah harga yang harus dibayar blok tersebut.

Demi “mempertahankan demokrasi” dan mengakhiri pengaruh Rusia terhadap pengambilan keputusan politik di Brussel.

“Pada akhir 2022, kami akan mengurangi impor minyak Rusia hingga 90 persen dan segera mengurangi impor gas," kata Borrel.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Sputnik News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x