Hal ini terjadi karena beberapa nelayan telah melakukan perdagangan ilegal atau kontak langsung dengan kapal luar negeri saat berada di laut, yang “mengakibatkan import dari virus corona”.
"Saat ini, semua orang di Kota Xiamen membutuhkan pengujian asam nukleat, dan hasil tangkapan ikan juga harus diuji,” kata seorang karyawan di biro pengembangan kelautan kota Xiamen sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok com dari The Guardian.
Baca Juga: Loker Kemensos Pendamping PKH 2022 Dibuka! Simak Syarat dan Cara Melamar secara Online dan Offline
Berita di TV China menampilkan para petugas tengah menyeka mulut ikan dan bagian bawah kepiting.
Sejauh ini, tidak ada laporan bahwa jejak virus telah terdeteksi pada ikan dan kepiting.
Aturan itu diterbitkan pada akhir bulan lalu dan menjadi berita minggu ini, berdampak menjadi hiburan di media sosial.
Baca Juga: Waspadai Penyebaran Cacar Monyet atau Monkeypox, Bisa Menyebar Melalui Kontak Seksual
Di Weibo, tagar terkait telah dibaca 120 juta kali dan didiskusikan oleh lebih dari 6.000 warganet China.
"Tidak masuk akal, tindakan ini mewujudkan keanehan selama beberapa dekade, ”kata salah satu komentar warganet.
Warganet yang lain menyarankan pihak berwenang melangkah lebih jauh, dengan memasukkan kehidupan laut ke dalam sistem kode kesehatan wajib, dan memerintahkan ikan yang bepergian dari perairan internasional ke wilayah China untuk melakukan karantina tujuh hari.