“Begitu mereka menginjakkan kaki di atap, mereka disambar petir dan anak saya meninggal,” ujar Mohammad Ayub, ayah Mohamed Usman.
Para pejabat di India mengatakan 39 orang di negara bagian itu telah meninggal karena petir dalam lima hari terakhir, mendorong pemerintah negara bagian untuk mengeluarkan pedoman baru tentang bagaimana orang dapat melindungi diri mereka sendiri selama badai petir.
Sambaran petir biasa terjadi selama musim hujan di India, yang berlangsung dari bulan Juni hingga bulan September.
Baca Juga: Jadwal dan Link Streaming MotoGP Jepang 2022 Hari Ini, Live Pukul 13.00 WIB
Kolonel Sanjay Srivastava dari organisasi Lightning Resilient India Campaign bekerja sama dengan Departemen Meteorologi India, mengatakan bahwa penggundulan hutan, penipisan badan air, dan polusi udara semuanya berkontribusi pada perubahan iklim, yang menyebabkan lebih banyak petir.
Direktur Jenderal di Pusat Sains dan Lingkungan, Sunita Narain, mengatakan pemanasan global juga meningkatkan frekuensi petir, kenaikan suhu 1 derajat Celcius meningkatkan petir 12 kali lipat.
Ada peningkatan 34 persen dalam sambaran petir di seluruh India selama setahun terakhir, yang menyebabkan angka kematian juga melonjak.
Srivastava membeberkan bahwa India mencatat 1.489 kematian akibat petir pada 2016, dan jumlahnya meningkat menjadi 2.869 pada 2021.***