Diganggu Peretas yang Mendukung Demonstran, Siaran TV Pemerintah Iran Berisi Pesan Anti-Rezim

- 10 Oktober 2022, 22:00 WIB
Ilustrasi peretas - Siaran TV resmi pemerintah Iran berisi pesan anti-rezim usai berhasil dingaggu peretas yang mendukung para demonstran.
Ilustrasi peretas - Siaran TV resmi pemerintah Iran berisi pesan anti-rezim usai berhasil dingaggu peretas yang mendukung para demonstran. /TheDigitalArtist/Pixabay

PR DEPOK – Siaran televisi pemerintah Iran diganggu oleh peretas yang mendukung gelombang protes yang dipimpin perempuan di Iran.

Peretas tersebut menginterupsi siaran berita TV pemerintah Iran dengan gambar bidik senjata dan api di atas gambar pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Dalam pesan anti-rezim lainnya yang dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia, para aktivis telah melukis dengan cat semprot "Matilah Khamenei" dan "Polisi adalah pembunuh rakyat" di papan reklame di Teheran.

"Darah para pemuda kami ada di tangan Anda," bunyi pesan di layar yang muncul sebentar selama siaran TV, ketika protes jalanan yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, lagi-lagi mengguncang Teheran dan kota-kota lain.

Baca Juga: Mau Dapat BLT BBM 2022 Tahap 2 Cair November? Buruan Input KK dan KTP ke Sini Sekarang!

Kemarahan telah berkobar sejak kematian Amini pada 16 September, tiga hari setelah dia ditangkap oleh polisi moral terkenal karena dugaan pelanggaran aturan berpakaian ketat di Iran untuk wanita.

"Bergabunglah dengan kami dan bangkitlah," bunyi pesan lain dalam peretasan TV yang diklaim oleh grup Edalat-e Ali.

Peretas juga memposting foto-foto Amini dan tiga wanita lainnya yang terbunuh dalam tindakan keras yang telah merenggut sedikitnya 95 nyawa menurut kelompok Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Norwegia.

90 orang lainnya tewas di tenggara jauh Iran, dalam kerusuhan pada 30 September yang dipicu oleh dugaan pemerkosaan seorang gadis remaja oleh seorang kepala polisi di provinsi Sistan-Baluchestan.

Baca Juga: KJP Plus Oktober 2022 Sudah Cair untuk Siswa SD-SMA, Cek Daftar Nama Penerima Bantuan Rp450.000 di Sini

Seorang anggota Korps Pengawal Revolusi Islam tewas di Sanandaj, provinsi Kurdistan, dan seorang anggota pasukan paramiliter Basij IRGC meninggal di Teheran karena cedera kepala yang serius oleh serangan bersenjata massa.

Pembunuhan itu meningkatkan korban tewas di antara pasukan keamanan menjadi 14.

Iran telah dilanda gelombang kerusuhan sosial terbesar dalam hampir tiga tahun, yang telah menyaksikan pengunjuk rasa termasuk mahasiswa dan bahkan siswi muda meneriakkan "Perempuan, Kehidupan, Kebebasan".

Di kampung halaman Amini, Saqez, Kurdistan, para siswi meneriakkan dan berbaris di jalan sambil melambai-lambaikan jilbab mereka di udara.

Baca Juga: Syarat Jadi Penerima BSU 2022 Tahap 5, Segera Penuhi agar Subsidi Gaji Rp600.000 Masuk Rekening

Rekaman telah muncul dan menyebar secara online meskipun internet padam dan memblokir semua platform media sosial utama.

Satu video menunjukkan seorang pria yang ditembak mati di belakang kemudi mobilnya di Sanandaj, ibu kota Kurdistan, di mana kepala polisi provinsi itu, Ali Azadi, kemudian menuduh dia dibunuh oleh pasukan anti-revolusioner.

Orang-orang yang marah kemudian muncul untuk membalas dendam pada seorang anggota milisi Basij, mengerumuninya dan memukulinya dengan kejam, dalam video lain yang dibagikan secara luas.

Namun klip video lain menunjukkan seorang wanita muda dikatakan telah ditembak mati di Mashhad di timur laut negara itu.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah