Ledakan Bom Mobil di Somalia, Tewaskan Ratusan Nyawa

- 31 Oktober 2022, 07:38 WIB
Pemandangan asap membumbung menyusul ledakan bom mobil di Kementerian Pendidikan Somalia di Mogadishu, Somalia 29 Oktober 2022.
Pemandangan asap membumbung menyusul ledakan bom mobil di Kementerian Pendidikan Somalia di Mogadishu, Somalia 29 Oktober 2022. /Abdihalim Bashir/via REUTERS./

PR DEPOK - Kabar duka tengah melanda di berbagai belahan dunia, setelah berita tragedi Itaewon mencuat, sebuah laporan tak kalah mengerikan dilaporkan dari Somalia.

Dua bom mobil meledak di Kementerian Pendidikan Somalia di sebelah perimpangan pasar yang ramai menewaskan dan melukai ratusan orang.

Presiden Somalia, Hassan Sheikh Mohamud pada Minggu, 30 Oktober 2022 kemarin melaporkan sedikitnya 100 orang meninggal dunia dan 300 lainnya dikabarkan terluka.

Ia memperingatkan jumlah korban tewas bisa saja meningkat dengan banyaknya korban luka yang dirawat.

Baca Juga: Akibat Ledakan Bom Bunuh Diri yang Targetkan Konvoi Pemeintah Somalia, 8 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Serangan bom di Mogadishu, Somalia terjadi pada Sabtu 29 Oktober 2022, dan menjadi yang paling mematikan sejak sebuah bom truk meledak di persimpangan yang sama di bulan yang sama pada 2017 lalu, menewaskan lebih dari 500 orang.

Ledakan yang terjadi di tengah hiruk pikuk orang-orang yang sedang beraktifitas itu dilakukan oleh kelompok Al Qareda, al Shabaab.

Kelompok radikalis itu mengaku bertanggung jawab, mengatakan jika kementerian itu berada di pusat 'perang melawan pikiran' karena mengajarkan anak-anak Somalia menggunakan silabus berbasis Kristen.

Dalam ledakan bom itu, anggota pasukan keamanan termasuk di antara yang tewas dan terluka, kata pernyataan yang dikirim melalui email ke media.

Baca Juga: Rusia Sebut Ukraina Siapkan Serangan 'Bom Kotor', Negara-negara Barat: Tuduhan Palsu dan Dalih untuk Eskalasi

Al Shabaab, yang berusaha menggulingkan pemerintah dan mendirikan pemerintahannya sendiri berdasarkan interpretasi ekstrim dari hukum Islam, sering melancarkan serangan di Mogadishu dan di tempat lain.

Ledakan pertama menghantam kementerian pendidikan sekitar pukul 2 siang pada hari Sabtu.

Bom kembali meledak beberapa menit kemudian ketika ambulans tiba dan orang-orang berkumpul untuk membantu para korban.

Mohamed Moalim, yang memiliki sebuah restoran kecil di dekat persimpangan, mengatakan istrinya, Fardawsa Mohamed, seorang ibu dari enam anak, bergegas ke tempat kejadian setelah ledakan pertama untuk mencoba membantu.

Baca Juga: Pemutaran Film Kenang Bom Bali Tuai Protes Rekan Korban, Singgung Pelaku Pengeboman yang Bebas Bersyarat

"Kami gagal menghentikannya. Dia terbunuh oleh ledakan kedua," ucapnya, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.

Presiden Mohamud mengatakan beberapa dari yang terluka berada dalam kondisi serius dan jumlah korban tewas bisa meningkat.

"Orang-orang kami yang dibantai ... termasuk ibu-ibu dengan anak-anak mereka di lengan mereka, ayah yang memiliki kondisi medis, siswa yang dikirim untuk belajar, pengusaha yang berjuang dengan kehidupan keluarga mereka," katanya setelah mengunjungi tempat kejadian.

Persimpangan K5 biasanya dipenuhi orang yang membeli dan menjual segala sesuatu mulai dari makanan, pakaian, dan air hingga mata uang asing dan khat, daun narkotika ringan.

Tapi hari Minggu sepi, dengan pekerja darurat masih membersihkan darah dari jalan-jalan dan gedung-gedung.

Mitra internasional Somalia mengutuk serangan itu dan mengirimkan belasungkawa kepada keluarga yang terkena dampak.***

Editor: Rahmi Nurfajriani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah