PR DEPOK – Presiden AS, Joe Biden dan Presiden China, Xi Jinping terlibat dalam pembicaraan mengenai Taiwan dan Korea Utara dalam pertemuan tiga jam yang bertujuan untuk memperbaiki hubungan kedua negara.
Di tengah perbedaan hak asasi manusia, invasi Rusia ke Ukraina, dan dukungan industri dalam negeri, kedua pemimpin berjanji untuk lebih sering berkomunikasi.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut dirinya akan melakukan perjalanan ke Beijing untuk pembicaraan lanjutan.
“Kami akan bersaing dengan penuh semangat. Tapi saya tidak mencari konflik, saya ingin mengelola kompetisi ini secara bertanggung jawab,” kata Joe Biden setelah pembicaraannya dengan Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Indonesia, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.
Beijing telah lama mengatakan akan membawa pulau Taiwan yang diperintah sendiri, yang dipandang sebagai bagian yang tidak dapat dihilangkan dari China, di bawah kendalinya.
Mereka juga tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk melakukannya. Ia sering menuduh Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir mendorong kemerdekaan Taiwan.
Dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan mereka, Xi Jinping menyebut Taiwan sebagai garis merah pertama yang tidak boleh dilanggar dalam hubungan AS-China.
Joe Biden mengatakan dia berusaha meyakinkan Xi Jinping bahwa kebijakan AS di Taiwan, yang selama beberapa dekade mendukung sikap 'Satu China' Beijing dan militer Taiwan, tidak berubah.