Jelang Musim Dingin, Ukraina Sebut Serangan Rudal Rusia Lumpuhkan Sistem Energi hingga Kekurangan Listrik

- 19 November 2022, 11:03 WIB
Pihak Ukraina menyebut bahwa serangan rudal Rusia melumpuhkan sistem energi mereka jelang musim dingin.
Pihak Ukraina menyebut bahwa serangan rudal Rusia melumpuhkan sistem energi mereka jelang musim dingin. /REUTERS/Stringer.

PR DEPOK – Serangan rudal Rusia telah melumpuhkan hampir setengah dari sistem energi Ukraina, menurut pemerintah negara itu.

Pihak berwenang di ibu kota Ukraina, Kyiv, memperingatkan bahwa kota itu dapat menghadapi penutupan total jaringan listrik saat musim dingin tiba.

“Sayangnya Rusia terus melakukan serangan rudal terhadap infrastruktur sipil dan kritis Ukraina. Hampir setengah dari sistem energi kita dinonaktifkan,” kata Perdana Menteri Denys Shmyhal dalam konferensi pers bersama dengan Valdis Dombrovskis, wakil presiden di Komisi Eropa.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sekitar 10 juta orang tanpa listrik di negara tersebut.

Baca Juga: Update Covid-19 Dunia Sabtu, 19 November 2022: Amerika Tembus 100 Juta, Indonesia Siap WFH

Dia mengatakan pihak berwenang di beberapa daerah memerintahkan pemadaman darurat paksa.

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera, operator jaringan nasional Ukraina Ukrenergo mengatakan Rusia telah meluncurkan enam serangan rudal berskala besar terhadap infrastruktur energi Ukraina antara 10 Oktober dan 15 November.

Rusia telah melakukan serangan signifikan di seluruh Ukraina setelah jembatan utama yang menghubungkan Semenanjung Krimea rusak sebagian akibat ledakan pada Oktober. Moskow menyalahkan Kyiv atas serangan itu, tuduhan yang dibantah Ukraina.

Dengan suhu turun hingga serendah nol derajat dan Kyiv turun salju, para pejabat bekerja untuk memulihkan listrik secara nasional setelah beberapa pemboman terhadap infrastruktur sipil Ukraina.

Baca Juga: Demonstrasi Anti-Rezim di Iran Berlanjut, Rumah Leluhur Pendiri Negara Diduga Dibakar Pengunjuk Rasa

PBB telah memperingatkan bencana kemanusiaan di negara itu pada musim dingin ini karena kekurangan listrik dan air.

“Kami sedang mempersiapkan skenario yang berbeda, termasuk penutupan total,” kata Mykola Povoroznyk, wakil kepala pemerintah kota Kyiv.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah menggunakan senjata jarak jauh pada hari Kamis untuk menyerang fasilitas pertahanan dan industri, termasuk fasilitas pembuatan rudal.

Seorang juru bicara tentara Ukraina mengatakan dalam sebuah laporan malam bahwa pasukan Rusia, yang sekarang ditempatkan kembali di tepi timur Sungai Dnieper di wilayah Kherson, telah menembaki kota-kota termasuk Antonivka dan Bilozerka di tepi barat serta Chornobaivka, yang telah mereka gunakan sebagai gudang peralatan.

Baca Juga: Temukan Dugaan Pidana, Pemilik Akun Twitter yang Hina Ibu Negara Iriana Joko Widodo Diburu Polisi

Moskow terpaksa menarik diri dari ibu kota kawasan itu, juga disebut Kherson, pada 9 November.

Penyelidik di daerah-daerah yang dibebaskan di wilayah Kherson telah menemukan 63 mayat dengan tanda-tanda penyiksaan setelah pasukan Rusia pergi.

Komisaris hak asasi manusia parlemen Ukraina, Dmytro Lubinets, merilis video yang katanya adalah ruang penyiksaan yang digunakan oleh pasukan Rusia di wilayah Kherson.

Media tidak dapat memverifikasi pernyataan yang dibuat oleh Lubinets dan lainnya dalam video tersebut. Rusia membantah pasukannya sengaja menyerang warga sipil atau melakukan kekejaman.

Baca Juga: Tips and Trik Kuliah Sambil Kerja yang Wajib Diketahui Mahasiswa, Segera Atur Jadwal Harian!

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang dikatakan Moskow sebagai operasi militer khusus untuk melenyapkan kaum nasionalis yang berbahaya. Kyiv menyebut tindakan Rusia sebagai perampasan tanah imperialis yang tidak beralasan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah