Pada tahun 1982, Anwar Ibrahim direkrut ke dalam Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai yang saat itu tengah mendominasi politik Malaysia selama 60 tahun.
Kariernya sudah meningkat sejak jadi politisi muda, ia dikenal ramah tamah yang kemudian menjadi menteri keuangan lalu selanjutnya menjadi wakil perdana menteri pada awal 1990-an di bawah perdana menteri saat itu, Mahathir Mohamad.
Selama masa jabatan Mahathir, Anwar Ibrahim berperan penting dalam tanggapan Malaysia terhadap krisis keuangan Asia 1997.
Baca Juga: Ditembak di Kaki Saat Memimpin Demonstrasi, Begini Kondisi Mantan PM Pakistan Imran Khan
Hubungan anak didik dengan mentor rusak karena ekonomi dan Mahathir mencopotnya dari posisinya sebagai wakil perdana menteri pada tahun 1998.
Beberapa pengamat mengatakan Anwar Ibrahim terlalu tidak sabar untuk menjadi perdana menteri, meremehkan pelindungnya.
Anwar Ibrahim kemudian memimpin protes publik terhadap koalisi Barisan Nasional (Front Nasional) dengan melakukan gerakan untuk perubahan, yang dinamai Reformasi.
Pada 1999 Anwar Ibrahim mendapat tuduhan sodomi dan korupsi, namun tuduhan itu selalu dibantahnya.
Anwar Ibrahim kemudian dijatuhi hukuman enam tahun penjara karena korupsi, dengan hukuman penjara sembilan tahun ditambahkan untuk tuduhan sodomi pada tahun berikutnya.