China Beri Peringatan Keras Usai Protes Mematikan di Xinjiang yang Menentang Pembatasan Covid-19

- 30 November 2022, 07:21 WIB
Ilustrasi Covid-19
Ilustrasi Covid-19 /Unsplash.com/Fusion Medical Animation

PR DEPOK - Badan keamanan utama China memberi peringatan keras terhadap 'pasukan musuh' pada Selasa, 29 November 2022 setelah protes besar yang menentang pembatasan Covid-19, serta menuntut kebebasan politik lebih besar.

Peringatan tegas datang setelah dinas keamanan dikerahkan di seluruh China menyusul demonstrasi yang tidak terlihat dalam beberapa dekade, karena kemarahan atas pembatasan Covid-19 yang tak henti-hentinya memicu frustrasi dan mengakar pada sistem politik.

Kebakaran mematikan pekan lalu di Urumqi, ibu kota wilayah barat laut Xinjiang, menjadi pemicu kemarahan dengan pengunjuk rasa turun ke jalan di kota-kota di sekitar China.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Sagitarius dan Capricorn, 30 November 2022: Dapatkan Jam Tidur yang Cukup untuk Prioritas

Para demonstran mengatakan pembatasan Covid-19 harus disalahkan karena menghambat upaya penyelamatan di Urumqi, klaim yang dengan cepat dibantah oleh pemerintah.

China adalah ekonomi besar terakhir di dunia yang masih menganut kebijakan nol-Covid, yang memaksa pemerintah daerah untuk memberlakukan penguncian cepat dan perintah karantina, serta membatasi kebebasan bergerak sebagai tanggapan atas wabah kecil.

Kemarahan atas penguncian telah meluas menjadi seruan untuk perubahan politik, dengan pengunjuk rasa mengangkat lembaran kertas kosong untuk melambangkan penyensoran yang meluas yang menjadi sasaran negara terpadat di dunia itu.

Pada Selasa, Komisi Urusan Politik dan Hukum Pusat Partai Komunis yang berkuasa menyerukan "tindakan keras" terhadap apa yang digambarkannya sebagai "pasukan musuh".

Baca Juga: Lirik Lagu Illness (Yamai) - TREASURE dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

Kemungkinan peringatan tersebut ditujukan bagi para pengunjuk rasa, yang tidak disebutkan secara langsung oleh kantor berita negara Xinhua.

Badan yang mengawasi semua penegakan hukum domestik di China juga sepakat pada pertemuannya bahwa sudah waktunya untuk "menindak tindakan kriminal ilegal yang mengganggu ketertiban sosial" serta "menjaga stabilitas sosial secara keseluruhan."

Peringatan itu muncul setelah kehadiran polisi yang banyak di kota-kota pada Senin dan Selasa tampaknya telah memadamkan protes untuk sementara waktu.

Sebagai tanda lain dari tidak adanya toleransi pemerintah terhadap perbedaan pendapat, orang-orang yang menghadiri aksi unjuk rasa akhir pekan di ibu kota China mengatakan kepada AFP pada Senin bahwa mereka telah menerima panggilan telepon dari petugas penegak hukum yang menuntut informasi tentang pergerakan mereka.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: AFP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x