Network
PR DEPOK- Seiring meningkatnya kasus Covid-19 baru-baru ini, Pemerintah Amerika Serikat membuat aturan khusus untuk turis dari china.
Pemerintah AS dikabarkan akan memberlakulan aruran baru terkait Covid-19 bagi para turis China.
Hal ini disampaikan Pemerintah AS akibat kurangnya data transparan terkait Covid-19.
Langkah ini dilakukan setelah negara lain seperti Jepang, India, dan Malaysia.
Negara tersebut memberlakukan aturan baru bagi turis China dalam beberapa waktu terakhir, sebagai faktor dari meningkatnya kasus infeksi virus di Beijing.
Di sisi lain, pemerintah Jepang juga mengatakan memberi syarat hasil negatif tes Covid-19 pada saat kedatangan turis China,
Sementara itu pemerintah Malaysia terapkan langkah untuk pelacakan dan pengawasan tambahan.
Faktor lainnya yang membuat Pemerintah AS, Jepang serta Malaysia untuk pertimbangkan aturan baru untuk turis China ini terkait transparasi data.
Baca Juga: Khawatir Tak Akurat, Komisi Kesehatan China akan Berhenti Terbitkan Data Harian Kasus Covid-19
Pemerintah China baru-baru ini menghentikan publikasi data Covid-19.
Otoritas kesehatan di China menganggap, jumlah infeksi Covid 19 tanpa gejala menyulitkan proses identifikasi sehingga untuk menghitung keseluruhan data tersebut menjadi tidak akurat.
Otoritas kesehatan di Beijing memberi keterangan bahwa lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi sejak November 2022 didominasi oleh subvarian BF.7
Otoritas kesehatan terkait beri keterangan, Guangzhou, sebuah kota di selatan yang berpenduduk hampir 19 juta orang, dilaporkan ada 533 kasus baru yang ditularkan secara lokal bergejala dan 741 kasus tanpa gejala.
Dibandingkan dengan 291 kasus bergejala dan 434 kasus tanpa gejala sehari sebelumnya.***
