Baca Juga: Kapal Perang Rusia Gabung dengan Angkatan Laut China dan Afrika Selatan Lakukan Latihan Bersama
Itu terjadi karena sistem pengawasan digital yang berbasis ponsel pengenalan wajah, basis data biometrik, kode QR dan alat lain yang menentukan letak geografis penduduk memantau dan mengendalikan warga setempat.
Jamal seorang Uighur mengatakan bahwa china telah membuat kebijakan untuk melarang siapapun melintasi perbatasan, dan selalu memantau agar orang-orang di Uighur tetap berada di wilayah tersebut.
Jamal juga mengatakan bahwa China tidak membuat paspor baru untuk Uighur, setelah itu terjadi Uighur tidak bicara pada media karena takut akan pembalasan China.
"Pihak berwenang China terus ditekan untuk mengembalikan paspornya karena istrinya adalah orang asing,” kata Jamal menambahkan.
Baca Juga: China Beri Peringatan Keras Usai Protes Mematikan di Xinjiang yang Menentang Pembatasan Covid-19
Seseorang mengatakan jika seorang Uighur memiliki paspor China yang sah dan visa untuk pergi ke luar negeri, tapi tidak memiliki dokumen izin pemerintah dan bea cukai maka tidak akan diizinkan melintasi perbatasan.
Jika seseorang membawa dokumen identitas, paspor, dan persetujuan China pada petugas bea cukai, maka orang itu akan dibawa ke suatu tempat yang khususkan untuk Uighur.
"Lalu, Dokumennya akan disahkan oleh otoritas kepolisian,” katanya. ***