Kamp Uighur di China Resmi Berubah Jadi Penjara, Bagaimana Nasib Para Tahanan?

- 25 Januari 2023, 20:50 WIB
PAGAR kamp interniran oleh Tiongkok disebut sebagai pusat pendidikan vokasi untuk muslim uighur di Xinjiang.*
PAGAR kamp interniran oleh Tiongkok disebut sebagai pusat pendidikan vokasi untuk muslim uighur di Xinjiang.* /Foto Istimewa PR

 

PR DEPOK - Di Xinjiang kamp Uighur telah resmi diubah menjadi penjara, para tahanan diberikan hukuman dalam waktu yang lama.

Kementerian Luar negeri Mengatakan bahwa ada banyak tahanan yang dipindahkan ke pabrik di Xinjiang.

Beberapa keluarga Uighur telah melaporkan kerabat mereka telah kembali ke rumah tetapi menjadi tahanan rumah.

Di balik kampanye Beijing yang mengadakan pengentasan kemiskinan, puluhan ribu orang di paksa untuk masuk ke pabrik-pabrik.

 Baca Juga: AS Sebut Prihatin atas Kunjungan Kepala Hak Asasi Manusia PBB ke China, Singgung Soal Uighur

Partai Komunis China (PKC) mengeluarkan kritikan dan telah membatasi atas penggunaan bahasa Uighur. 

Selain itu, melarang melakukan sesuatu yang berkaitan dengan Islam sehingga mereka merobohkan masjid tempat suci, dan kuburan.

Kemudian, menulis ulang sejarah untuk menangkal budaya Uighur dan kekhasan dari budaya China dan literatur pribumi yang dipotong dari buku teks.

Seorang Infrastruktur Foreign Affairs mengatakan bagian Xinjiang Selatan terlihat seperti zona perang, kepolisian yang mengganggu patroli militer, dan pemeriksaan pos yang kini sudah jarang terlihat.

Baca Juga: Kapal Perang Rusia Gabung dengan Angkatan Laut China dan Afrika Selatan Lakukan Latihan Bersama

Itu terjadi karena sistem pengawasan digital yang berbasis ponsel pengenalan wajah, basis data biometrik, kode QR dan alat lain yang menentukan letak geografis penduduk memantau dan mengendalikan warga setempat.

Jamal seorang Uighur mengatakan bahwa china telah membuat kebijakan untuk melarang siapapun melintasi perbatasan, dan selalu memantau agar orang-orang di Uighur tetap berada di wilayah tersebut.

Jamal juga mengatakan bahwa China tidak membuat paspor baru untuk Uighur, setelah itu terjadi Uighur tidak bicara pada media karena takut akan pembalasan China.

"Pihak berwenang China terus ditekan untuk mengembalikan paspornya karena istrinya adalah orang asing,” kata Jamal menambahkan.

Baca Juga: China Beri Peringatan Keras Usai Protes Mematikan di Xinjiang yang Menentang Pembatasan Covid-19

Seseorang mengatakan jika seorang Uighur memiliki paspor China yang sah dan visa untuk pergi ke luar negeri, tapi tidak memiliki dokumen izin pemerintah dan bea cukai maka tidak akan diizinkan melintasi perbatasan.

Jika seseorang membawa dokumen identitas, paspor, dan persetujuan China pada petugas bea cukai, maka orang itu akan dibawa ke suatu tempat yang khususkan untuk Uighur.

"Lalu, Dokumennya akan disahkan oleh otoritas kepolisian,” katanya. ***

Editor: Rahmi Nurfajriani

Sumber: Aninews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x