Bukan Valentine, Pemerintah India Ingin Rayakan 14 Februari dengan Hari Pelukan Sapi

- 10 Februari 2023, 14:58 WIB
Ilustrasi Sapi
Ilustrasi Sapi /Ryohan B/Pixabay

PR DEPOK - Tidak seperti kebanyakan masyarakat dunia yang merayakan hari Valentine pada 14 Februari, pemerintah India mendesak warganya untuk merayakan Hari Pelukan Sapi pada tanggal tersebut.

Dilansir dari The Guardian, Cow Hug Day atau Hari Pelukan Sapi adalah inisiatif terbaru oleh pemerintah partai politik nasionalis Bharatiya Janata yang dipimpin langsung oleh perdana menteri India, Narendra Modi.

Dewan Kesejahteraan India telah merilis pernyataan tertulis tentang perayaan Hari Pelukan Sapi pada Rabu, 8 Februari 2023.

Baca Juga: Dinkes Kota Depok Tetapkan Kampung Kawasan Tanpa Rokok di 11 Kelurahan

Tujuan dari terselenggaranya Hari Pelukan Sapi adalah untuk menjadikan penghormatan terhadap sapi. Sapi adalah hewan suci dalam agama Hindu, yang mana merupakan agama mayoritas di India.

Sebagian besar negara bagian India melarang untuk menyembelih, menjual, serta memakan daging sapi, termasuk di ibu kotanya, Delhi.

Pemerintah India mendesak orang-orang untuk mengesampingkan tradisi "barat" Hari Valentine dan mengganti perayaan tersebut dengan berpelukan pada sapi suci di negara itu.

Baca Juga: Sebab Tingkah Laku Buruk Oknum Suporter, Persib Bandung Didenda Rp50 Juta

Menurut pernyataan mereka, memeluk sapi "akan membawa kekayaan emosional serta meningkatkan kebahagiaan individu dan kolektif seseorang".

Deklarasi Hari Pelukan Sapi tersebut dimaksudkan untuk mengimbangi "pesona peradaban barat", yang mana menurut pemerintah India kehadirannya mengorbankan tradisi India yang sudah lebih tua.

Sejak Dewan Kesejahteraan Hewan merilis pernyataan itu, banyak orang India memberikan reaksi terhadap kabar tersebut. Beberapa orang bahkan menyampaikan dukungannya melalui media sosial, khususnya Twitter.

Baca Juga: Jadwal Film Gita Cinta dari SMA Jumat, 10 Februari 2023 di Bioskop XXI Kota Depok Lengkap Harga Tiketnya

"Apa masalahnya? Jika orang bisa merayakan kebahagiaan dengan binatang seperti kucing dan anjing, mengapa tidak dengan sapi?,” tulis caption seorang pengguna Twitter dengan akun @Shashank768.

Selain dukungan, banyak juga yang menentang keputusan tersebut. Salah satunya dari seorang analis politik India, Nilanjan Mukhopadhyay.

“Benar-benar gila dan menentang logika,” ucap Mukhopadhyay, dikutip dari Time.

“Ini menunjukkan penghapusan satu garis lagi antara negara dan agama, yang mana sangat menyedihkan. Sekarang negara melakukan apa yang telah dikampanyekan oleh kelompok politik dan agama,” tambahnya.***

Editor: Nur Annisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x