Burkina Faso Hentikan Sebuah Siaran Televisi Pancis karena Hal Berikut

- 28 Maret 2023, 19:16 WIB
Ilustrasi tayangan televisi. Burkina Faso lakukan hal ini.
Ilustrasi tayangan televisi. Burkina Faso lakukan hal ini. /Pexels/Lisa Fotios/

PR DEPOK - Junta militer Burkina Faso melakukan penangguhan siaran televisi French 24. Menurut rilis yang dikeluarkan oleh juru bicara pemerintah, hal itu disebabkan media tersebut melakukan wawancara dengan tokoh pemberontak.

Menurut juru bicara pemerintah Burkina Faso, Jean-Emmanuel Ouedraogo, akibat melakukan wawancara dengan pemimpin kelompok Al-Qaeda, penyiaran program stasiun televisi French 24 akan diblokir di seluruh Burkina Faso.

“Dengan penuh penyesalan pemerintah menemukan dua minggu lalu sebuah wawancara dengan pemimpin Al-Qaeda di Maghreb Islamic pada stasiun French 24, yang merupakan grup dari France Medias Monde,” ucapnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries, Taurus, dan Gemini Rabu, 29 Maret 2023: Ada Peluang Baru untuk Dapat Penghasilan Ekstra

“Tanpa mengesampingkan kebebasan stasiun tersebut yang merupakan pilihan editor, pemerintah tetap mempertanyakan bagaimana aturan terhadap praktik jurnalis professional di French 24,” katanya.

Lebih lanjut Ouedraogo menerangkan dengan menayangkan gagasan pemimpin Al-Qaeda, France 24 telah bertindak sebagai agen komunikasi bagi kelompok Al-Qaeda dan memberikan suatu ruang bagi masyarakat untuk memaklumi tindakan mereka.

Pada 6 Maret lalu, France 24 menayangkan diskusi secara langsung dan wawancara eksklusif dengan pemimpin AQIM yang berasal dari Aljazair, Abu Obeida Youssef al-Aanabi. AQIM merupakan kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda di kawasan Sahel, sebuah hamparan luas semi-kering di Gurun Sahara.

Baca Juga: Mengasingkan Diri di AS, Jair Bolsonaro akan Kembali ke Brasil Usai Jadi Mantan Presiden

Menurut Wassim Nassir, dalam wawancara yang telah diatur selama 1 tahun tersebut yang menyangkut Burkina Faso hanya disebut 1 kali, yaitu ketika menanyakan kepada pimpinan Al-Qaeda tentang tanggung jawabnya atas serangan di Kota Solhan di kawasan Sahel yang menewaskan sekira 160 orang pada Juni 2021.

Menurut pengamat HAM, milisi AQIM yang berkoalisi dengan Al-Qaeda tersebut telah melakukan pemberontakan di Burkina Faso selama 7 tahun dan menewaskan ribuan orang, serta membuat 2 juta penduduk mengungsi. Pemberontakan tersebut telah mengacaukan dan memecah belah negara Afrika Barat yang tadinya damai setelah dikudeta 2 tahun lalu.

Pernyataan dari junta militer Burkina Faso yang memblokir siaran French 24 ini dilakukan kurang dari 4 bulan setelah media Perancis yang lain, Radio France Internationale, dilarang melakukan penyiaran radio di Burkina Faso karena diduga menyebarkan pesan yang berkaitan dengan teroris.

Baca Juga: Resep Kolak Biji Salak, Cocok untuk Menu Buka Puasa

Awal bulan ini, Mathieu Pellarin, sebagai konsultan Sahel untuk International Crisis Group ditangkap dan ditahan selama 2 hari oleh pihak berwenang Burkina Faso. Direktur program Afrika, Murithi Mutiga, mengatakan ini pertama kalinya kejadian terhadap konsultan selama bertugas di Burkina Faso.

Sebelumnya pada Desember tahun lalu, pemerintah Burkina Faso mengusir pejabat tinggi PBB yang bertugas di negaranya, dan setelahnya memerintahkan Perancis untuk memanggil kembali duta besarnya.

Kepala kantor Reporters Without Border untuk wilayan Sub-Sahara Afrika, Sadibou Marong, mengatakan penangguhan siaran French 24 menunjukkan pejabat berwenang Burkina Faso sangat jelas melanggar kebebasan memberikan informasi dan hak rakyat untuk mengakses berita yang aktual dipersulit.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Taurus Besok, 29 Maret 2023: Pertahankan! Pendirian Teguhmu Membuat Orang Lain Sulit Mengejar

“Krisis keamanan yang terjadi di Burkina Faso tidak boleh dijadikan sebagai alasan untuk mencegah jurnalis melakukan peliputan secara mendalam dengan tetap professional dan tanggung jawab,” ucapnya. ***

Editor: Dini Novianti Rahayu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x