Berada di Bawah Tanah selama 500 Hari, Atlet Asal Spanyol Ini Berhasil Kembali Naik ke Permukaan

- 16 April 2023, 04:30 WIB
Atlet asal Spanyol, Beatriz Flamini, berhasil kembali ke permukaan usai berada di bawah tanah selama 500 hari.
Atlet asal Spanyol, Beatriz Flamini, berhasil kembali ke permukaan usai berada di bawah tanah selama 500 hari. /Dokumalia Producciones/Handout via REUTERS

PR DEPOK – Beatriz Flamini yang merupakan atlet ekstrem asal Spanyol ini berhasil memecahkan rekor dengan mencatat waktu terlama hidup di bawah tanah.

 

Atlet ekstrem Spanyol ini berhasil naik ke permukaan setelah menghabiskan 500 hari tanpa kontak luar di kedalaman 70 meter.

Beatriz Flamini menghabiskan waktu 500 hari di sebuah gua dekat Granada, dalam sebuah eksperimen mengenai pikiran manusia dan ritme sirkadian.

Menurut tim pendukungnya, aksi perempuan pendaki gunung yang berusia 50 tahun ini memecahkan rekor waktu terlama yang dihabiskan di dalam gua.

Baca Juga: BPNT April 2023 Cair Rp200.000 Hari ini? Siapkan Dokumen Ini untuk Mencairkan Bansos di Kantor Pos

Flamini pertama kali masuk ke gua pada 20 November 2021 saat berusia 48 tahun.

Saat muncul kembali ke permukaan pada Jumat, 14 April 2023 tidak banyak liputan dari media, hal ini dimaksudkan agar Flamini tidak merasa kewalahan.

Flamini menggambarkan pengalamannya tersebut sebagai sesuatu yang hebat.

“Saya diam selama setahun setengah, tidak berbicara kepada siapapun kecuali diri sendiri,” ujar Flamini.

Baca Juga: Jadwal Sidang Isbat Penetapan 1 Syawal 1444 H dan Daftar 123 Titik Pantau Hilal

Atlet Spanyol tersebut menghabiskan waktunya di bawah tanah dengan berolahraga, menggambar, dan membuat topi wol.

Ia membawa dua kamera GoPro untuk mendokumentasikan aktivitasnya di bawah tanah. Dalam kegiannya tersebut Flamini membaca 60 buku dan menghabiskan 1.000 liter air untuk minum.

Flamini dipantau oleh tim yang beranggotakan para ahli, psikolog, peneliti, speleologis (pakar gua) dan pelatih kebugaran yang memperhatikan setiap gerakan dan memantau kesehatan mental serta fisiknya.

Menurut kantor berita Spanyol EFE, pengalaman Flamini ini telah digunakan oleh para peneliti di sejumlah perguruan tinggi di Granada dan Almeria.

Baca Juga: Covid-19 Subvarian Arcturus Ditemukan di Jakarta, Kenali Ciri dan Gejalanya

Mereka mempelajari dampak isolasi sosial dan disorientasi sementara yang ekstrim terhadap persepsi manusia terhadap waktu.

Kemungkinan perubahan neuropsikologis dan kognitif yang dialami manusia saat berada di bawah tanah serta dampaknya pada ritme sirkadian dan tidur.***

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x