Virus Zombie Berusia 48.500 Tahun Mulai Diteliti Ilmuwan, Berisiko Atau Tidak? Simak Selengkapnya

- 17 April 2023, 19:15 WIB
Ilustrasi - Ilmuwan mulai meneliti virus zombie yang berusia 48.500 tahun, apakah berisiko atau tidak terhadap manusia?
Ilustrasi - Ilmuwan mulai meneliti virus zombie yang berusia 48.500 tahun, apakah berisiko atau tidak terhadap manusia? /Freepik/kjpargeter

PR DEPOK - Informasi singkat mengenai virus zombie berusia 48.500 tahun yang dikabarkan mulai diteliti dan coba dihidupkan kembali oleh ilmuwan asal Prancis, bisa Anda simak selengkapnya dalam isi artikel ini.

Virus zombie yang tertimbun selama 48.500 tahun di permafrost Kutub Utara pada pekan lalu dilaporkan mulai dihidupkan kembali, dan sekarang para peneliti mulai mencoba pengaruhnya terhadap kehidupan manusia.

Menurut ilmuwan iklim, suhu yang lebih hangat dapat menyebabkan permafrost mencari lebih cepat dari yang diperkirakan.

Jika permafrost mencari lebih cepat dari yang diperkirakan, berbagai virus beku yang terperangkap selama ribuan tahun dapat menjadi ancaman bagi kehidupan manusia dan hewan di muka bumi ini.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer Besok, 18 April 2023: Jangan Lupa Menjaga Kesehatan! Kondisi Buruk Mungkin Terjadi

Apa itu permafrost yang dapat menyegel virus zombie, bahkan virus-virus lainnya? Permafrost adalah jenis tanah yang membeku selama minimal dua tahun.

Permafrost dapat meluas di wilayah permukaan bumi, hingga lebih dari satu mil penyebarannya, jika telah mencair.

Sebagai informasi, permafrost telah menutupi seperlima belahan bumi Utara, termasuk tundra Arktik dan hutan Boreal di Kanada, Rusia, hingga Alaska.

Permafrost juga dapat disebut sebagai kapsul waktu, yang menyimpan sisa-sisa mumi dari berbagai hewan yang telah punah.

Baca Juga: Hari Ini 24.000 Pemudik Tinggalkan Jakarta Melalui Stasiun Pasar Senen

Dalam studi baru pada bulan Februari di Journal Viruses, oleh ilmuwan Prancis Jean-Michel Claverie mengklaim bahwa, timnya telah menguji berbagai sampel yang telah ditemukan, untuk menentukan apakah ada partikel yang dapat menular.

Mereka mengisolasi berbagai jenis virus kuno dari beberapa sampel permafrost yang diambil dari tujuh lokasi di seluruh Siberia.

Menurut Jean-Michel Claverie, virus yang ia temukan berusia 48.500 tahun, sedangkan yang termuda berusia 27.000 tahun, yang mana virus tersebut ia temukan di dalam perut mammoth.

"Kami melihat virus yang menginfeksi amoeba ini sebagai pengganti semua virus lain yang mungkin ada di permafrost. Kami melihat jejak dari banyak mikroba lainnya. Jadi, kami tahu mereka ada di sana tetapi kami tidak tahu pasti bahwa mereka masih hidup (atau tidak)," kata Jean-Michel Claverie, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari SportsKeeda.

Baca Juga: Dampak Terjadinya Gerhana Matahari Hibrida, Salah Satunya Bisa Menyebabkan Gangguan Navigasi

"Tetapi alasan kami adalah jika patogen amuba masih hidup, tidak ada alasan mengapa virus lain tidak akan tetap hidup, dan mampu menginfeksi inangnya sendiri," sambungnya.

Di sisi lain, menurut ilmuwan iklim NASA, suhu yang lebih hangat di Kutub Utara sudah mulai mencairkan permafrost di kawasan itu, dan jika terus mencair secara signifikan beberapa tahun kedepan, hasilnya bisa berakibat fatal.

Mikroba yang telah terkubur di tanah beku selama ribuan tahun, mulai melepaskan gas berbahaya, yang faktanya, beberapa wilayah permafrost sudah mulai melepaskan lebih banyak karbon daripada yang diserapnya.

Baca Juga: 3 Rekomendasi Kreasi Resep Opor Ayam Terbaru Dijamin Enak, Cocok untuk Lebaran 2023

Tidak hanya itu, limbah radioaktif dan kimia dari masa Perang Dingin juga dapat dilepaskan selama pencairan permafrost dan selanjutnya membahayakan seluruh ekosistem di muka bumi ini.

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa potensi risiko pencairan permafrost di tengah pemanasan global saat ini, dapat menjadi bencana besar dan kemungkinan gas dan bakteri yang tidak diketahui akan hidup kembali saat permafrost mencair.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Sports Keeda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x