Dengan demikian, pemerintah China memulai langkah-langkah untuk meningkatkan angka kelahiran di negara tirai bambu termasuk insentif keuangan dan meningkatkan fasilitas penitipan anak.
"Pemerintah China akan melipatgandakan jumlah pusat penitipan anak pada tahun 2025," kata lembaga berita yang didukung oleh China dikutip oleh PikiranRakyat.Depok.com dari reuters.com, Selasa, 16 Mei 2023.
Jumlah pengasuh per 1.000 orang akan meningkat menjadi 4,5 pada 2025 2,5 pada tahun 2022.
Baca Juga: Jungkook BTS Terima Ancaman Pembunuhan, Diduga dari Seorang Gadis Asal Indonesia
Banyak perempuan Tiongkok enggan untuk memiliki anak lebih dari satu atau bahkan memilih untuk tidak memiliki anak sama sekali karena tingginya biaya pengasuhan anak.
Alhasil, situasi ini mendesak para orang tua untuk mengorbankan karirnya demi mengasuh anak.
Selain itu, ada masalah kesenjangan gender dan pemikiran kolot di China yang menekankan bahwa beban pengasuhan anak lebih besar pada perempuan ketimbang laki-laki.
Baca Juga: 7 Tempat Bakso Paling Enak dan Recomended di Yogyakarta, Cek Lokasinya di Sini
Dalam beberapa bulan terakhir, pihak berwenang telah meningkatkan wacana soal pembagian tugas pengasuhan anak, tetapi cuti kerja ayah masih terbatas pada sebagian besar provinsi.
Menyikapi situasi ini, penasihat politik pemerintah menyarankan untuk membuka layanan kesuburan bagi perempuan yang belum kawin guna membantu meningkatkan tingkat kesuburan di negara tirai bambu ini.***