Ambil Sikap Beda Saat Normalisasi Diplomatik UEA dan Israel, Tiongkok Dukung Kemerdekaan Palestina

- 16 Agustus 2020, 09:00 WIB
Pengunjuk rasa Palestina membakar gambar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, dan Presiden AS Donald Trump, di kota Nablus, Tepi Barat, mencela kesepakatan UEA-Israel sebagai pengkhianatan pada 15 Agustus 2020.
Pengunjuk rasa Palestina membakar gambar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, dan Presiden AS Donald Trump, di kota Nablus, Tepi Barat, mencela kesepakatan UEA-Israel sebagai pengkhianatan pada 15 Agustus 2020. /MANILA BULLETIN/AFP / MANILA BULLETIN

Kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik antara UEA dan Israel tercapai dengan bantuan Amerika Serikat (AS).

Kesepakatan itu muncul setelah Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan melakukan percakapan via sambungan telepon pada Kamis, 13 Agustus 2020.

Di bawah kesepakatan tersebut, Israel setuju menangguhkan pencaplokan sebagian wilayah Tepi Barat. Namun Netanyahu menekankan, rencana aneksasi tidak sepenuhnya disingkirkan.

Baca Juga: Dua Demonstran 'Penyusup' Ditangkap Usai Kedapatan Bawa Bom Molotov di Tengah Massa Aksi 

"Kami tidak akan menyerahkan hak kami atas tanah kami. Tidak ada perubahan rencana saya untuk memperluas kedaulatan, kedaulatan kami atas Yudea dan Samaria (Tepi Barat), di bawah koordinasi penuh dengan AS," ujarnya.

Sebaliknya, UEA menganggap normalisasi akan menghentikan rencana aneksasi Israel.

"Kesepakatan telah dicapai untuk menghentikan lebih jauh aneksasi Israel terhadap wilayah Palestina," kata Al Nahyan di Twitter, dikutip Aljazeera.

Palestina telah mengecam kesepakatan normalisasi hubungan diplomatik antara UEA dan Israel. Palestina menilai hal itu sebagai pengkhianatan.***

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x