Ilmuwan: Bernyanyi dan Berbicara Memiliki Risiko Tinggi untuk Penularan Covid-19

- 22 Agustus 2020, 10:31 WIB
KJELL Elvis bernyanyi secara maraton selama 50 jam, 50 menit, dan 50 detik.*/EPA-EFE
KJELL Elvis bernyanyi secara maraton selama 50 jam, 50 menit, dan 50 detik.*/EPA-EFE /

PR DEPOK – Covid-19 atau virus corona hingga saat ini masih melanda sebagian wilayah dunia.

Covid-19 merupakan salah satu virus yang dapat menular lewat udara.

Sejak diduga pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok pada akhir tahun 2019 silam, jumlah kasus positof virus corona di dunia terus mengalami peningkatan.

Baca Juga: 5 Aplikasi untuk Tingkatkan Motivasi Diri Agar Lebih Produktif dan Bentuk Kebiasaan yang Positif

Berdasarkan laporan terbaru yang dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Kantor Berita Antara menurut ilmuwan Inggris bernyanyi tidak lebih berisiko daripada berbicara jika dihubungkan dengan penyebaran virus corona.

Menurut mereka, volume justru merupakan faktor risiko terpenting.

Pekan lalu, pemerintah Inggris merevisi pedoman miliknya untuk memungkinkan para profesional maupun nonprofessional melanjutkan latihan dan pertunjukan, selama menjaga jarak sosial yang sesuai dengan aturan Covid-19 dan menghapus kebutuhan untuk mitigasi ekstra saat bernyanyi.

Baca Juga: Rossa Rilis Lagu 'Hati yang Kau Sakiti' dalam Bahasa Korea, Berikut Lirik Sangcheo Badeun Maeum

Keputusan itu diinformasikan oleh sebuah riset para ilmuwan yang berbasis di Universitas Bristol yang meneliti jumlah aerosol dan percikan yang dihasilkan oleh 25 penyanyi profesional yang melakukan latihan bernyanyi, berbicara, bernapas serta batuk.

Dalam laporan itu, para peneliti menemukan bahwa massa aerosol yang dihasilkan meningkat tajam seiring peningkatan volume saat bernyanyi atau berbicara sebanyak 20 hingga 30 kali.

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah