Diduga Melakukan Transfer Minyak Ilegal, Kapal Tanker Berbendera Iran Disita Indonesia

- 12 Juli 2023, 10:36 WIB
ILUSTRASI - Sebuah kapal tanker berbendera Iran disita Indonesia karena diduga melakukan transfer mintaj ilegal.
ILUSTRASI - Sebuah kapal tanker berbendera Iran disita Indonesia karena diduga melakukan transfer mintaj ilegal. /Reuters/Issei Kato/

PR DEPOK - Angkatan Laut Indonesia mengatakan pada hari Selasa, 11 Juli, bahwa mereka telah menyita sebuah supertanker berbendera Iran, yang diduga terlibat dalam pengiriman minyak mentah secara ilegal. Pihak berwenang juga berjanji akan memperkuat patroli maritim.

Pihak berwenang Indonesia juga menyampaikan, bahwa MT Arman 114 membawa 272.569 metrik ton minyak mentah ringan, senilai 4,6 triliun rupiah, ketika disita pada pekan lalu.

Pada hari Jumat lalu, menurut badan keamanan maritim negara Asia Tenggara, Very Large Crude Carrier (VLCC) diduga mentransfer minyak ke kapal lain tanpa izin.

Aan Kurnia selaku Kepala Badan keamanan Laut menyampaikan bahwa telah menangkap Kapal itu, setelah terlihat di Laut Natuna Utara Indonesia, ketika melakukan transfer minyak kapal ke kapal dengan MT S Tinos dengan berbendera Kamerun.

Baca Juga: Menikmati Sensasi 12 Seblak Terlezat di Sragen: Alamat, Harga, dan Rating

"MT Arman telah memalsukan Automatic Identification System (AIS) mereka untuk menunjukkan posisinya di Laut Merah tetapi kenyataannya ada di sini," kata Aan Kurnia kepada wartawan dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari laman berita Reuters.

"Jadi sepertinya mereka telah berniat jahat," kata Aan, menambahkan bahwa kapal tersebut juga membuang minyak ke laut, yang melanggar hukum lingkungan di Indonesia.

Ketika artikel ini ditulis, operator kapal tersebut tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar dalam sebuah wawancara.

Baca Juga: Cek DTKS Kemensos Pakai NIK KTP Sendiri Lewat HP di Sini

Bersamaan dengan menyita kapal MT Arman 114, pihak berwenang Indonesia juga telah menahan kapten kapal yang merupakan warga berkebangsaan Mesir, 28 awak dan 3 penumpang, yang merupakan keluarga seorang petugas keamanan di kapal.

Kepala Badan keamanan Laut Indonesia juga menyampaikan, bahwa setelah dua supertanker berusaha melarikan diri, pihak berwenang Indonesia langsung memfokuskan diri untuk melakukan pengejaran terhadap MT Arman 114, yang dibantu oleh pihak berwenang Malaysia saat kapal tersebut berlayar ke perairan Malaysia.

Aan Kurnia juga menambahkan bahwa kapal MT S Tinos seharusnya telah dibubarkan pada tahun 2018. Kapal itu dibangun pada tahun 1999, sementara itu, MT Arman 114 telah dibangun pada tahun 1997, menurut database pengiriman Equasis.

Baca Juga: Bikin Nagih! Rekomendasi Sate Terbaik di Sragen dengan Alamat Lengkap dan Jam Buka

Berdasarkan analisis reuters pada tahun ini, menunjukkan bahwa Armada "bayangan" tanker yang membawa minyak dari Iran, Rusia, dan Venezuela yang telah terkena sanksi sudah memindahkan kargo di Selat Singapura untuk menghindari deteksi.

Risiko terjadinya tumpahan minyak dan kecelakaan telah meningkat, karena adanya ratusan kapal tambahan. Beberapa kapal dengan kondisi tanpa perlindungan asuransi, telah bergabung dalam perdagangan paralel yang tidak jelas selama beberapa tahun terakhir.

Aan Kurnia berjanji bahwa Badan Keamanan Laut Indonesia atau TNI Angkatan Laut, dibantu oleh otoritas lain, akan memperkuat patroli di perairan Indonesia. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki sekitar 17.000 pulau.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Sate Termakyus di Ciamis Berdaging Empuk dan Juicy

"Kita harus tegas, tangguh," kata Aan kepada Wartawan.

"Harus ada efek jera agar tidak terjadi lagi," kata Aan Kurnia menambahkan.

Pada 2021, Indonesia telah menyita kapal berbendera Iran dan Panama atas tuduhan sejenis. Kapten kedua kapal tersebut, telah menerima masa percobaan hukuman selama dua tahun dari pengadilan Indonesia.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x