Gelombang Panas Ekstrem dan Kebakaran Hutan Melanda, Rekor Tercatat di Amerika Serikat

- 18 Juli 2023, 11:02 WIB
Ilustrasi - Gelombang panas ekstrem dan kebakaran hutan melanda beberapa negara, hingga rekor tercatat di Amerika Serikat.
Ilustrasi - Gelombang panas ekstrem dan kebakaran hutan melanda beberapa negara, hingga rekor tercatat di Amerika Serikat. /Pixabay/blende12.

“Ini menegaskan urgensi yang semakin meningkat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secepat dan sedalam mungkin.”

Bulan Juni sudah menjadi Juni terpanas sepanjang sejarah dunia, menurut layanan pemantau cuaca Uni Eropa, dan Juli kemungkinan siap untuk menantang rekor sendiri.

“Peringatan gelombang panas merentang dari Hungaria melalui negara-negara Balkan hingga Italia dan kembali ke Spanyol tengah. Mereka berlangsung setidaknya selama beberapa hari,” kata pembawa acara cuaca senior Al Jazeera, Rob McElwee.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 19 Juli 2023 Cancer, Pisces, dan Aries: Bersama-sama Hadapi Tantangan

China melaporkan suhu tertinggi baru untuk pertengahan Juli di wilayah barat laut negara itu, di mana suhu mencapai 52,2 derajat Celcius di desa Sanbao di wilayah Xinjiang, melewati rekor sebelumnya sebesar 50,6 derajat Celcius yang terjadi enam tahun lalu.

Di kota Turpan yang berdekatan, suhu permukaan tanah mencapai 80 derajat Celcius di beberapa wilayah, sehingga pihak berwenang menginstruksikan pekerja dan siswa untuk tinggal di rumah dan memesan kendaraan khusus untuk menyemprotkan air di jalan-jalan utama, demikian disampaikan oleh badan meteorologi.

Di Siprus, di mana suhu diperkirakan tetap di atas 40 derajat Celsius hingga hari Kamis, seorang pria berusia 90 tahun meninggal karena heatstroke dan tiga orang lansia lainnya dirawat di rumah sakit, menurut pejabat kesehatan.

Baca Juga: Tes Psikologi: Pilih Salah Satu Bunga untuk Tahu Kepribadian Anda

Di bagian utara pulau yang dikuasai Turki, seorang pekerja konstruksi bernama Achebe Chimeka yang berusia 27 tahun masih terus bekerja di luar. Meskipun sudah terbiasa dengan sinar matahari, ia mengakui, "Ini panas sangat menyengat. Rasanya seperti otak saya akan berhenti."

"Beberapa bos tidak mengikuti aturan, tetapi kami tidak ingin mengeluh karena takut kehilangan pekerjaan," katanya.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah