Sidang Penembakan Massal Masjid di Selandia Baru: Keluarga Korban Ungkap Kondisi Pascakejadian

- 25 Agustus 2020, 18:52 WIB
Salah satu keluarga korban saat ungkap curahan hatinya soal penembakan massal di masjid di Selandia, Selasa 25 Agustus 2020.*
Salah satu keluarga korban saat ungkap curahan hatinya soal penembakan massal di masjid di Selandia, Selasa 25 Agustus 2020.* /Reuters./

"Tubuh saya tiba-tiba lemah, dan semuanya menjadi sunyi. Sebagai orangtua, anak akan tetap menjadi bayi bagi orang tuanya walau berapapun usianya," ucap Rashid Omar sambil menangis.

Omar menambahkan bahwa setiap hari yang dia lalui setelah kepergian Tariq menjadi beban yang berat. Aktivitas sederhana pun sulit diselesaikan. Omar bangun di pagi hari dengan lelah dan tanpa energi.

Ayah Tariq itu dulu suka fotografi, tapi sekarang untuk memegang kamera pun ia tidak tahan.

Sementara itu Rosemary, Ibu Tariq, juga merasakan kehilangan dan kesedihan yang sama beratnya.

Baca Juga: Dikembangkan UI, Aplikasi Penerjemah Bahasa Isyarat ke Teks Bahasa Indonesia Tersedia di Android

"Saya seperti hancur, sama hancurnya seperti keluarga saya," kata Rosemary.

Tak hanya Omar, Ambreen Naeem juga kehilangan suaminya Naeem Rashid dan putranya Talha dalam penembakan massal itu. Ia menyebut Brenton sang pelaku sebagai pecundang terbesar.

"Sejak suami dan anak saya meninggal, saya tidak pernah bisa tidur nyenyak dan normal. Saya rasa tidak akan pernah bisa. Itu adalah kerusakan yang tidak dapat diperbaiki bagiku, maka hukuman bagi pelaku pun harus berlanjut selamanya,” ucap Ambreen Naeem.

Naeem Rashid disebut sebagai pahlawan setelah ia membiarkan sejumlah jemaah untuk menyelamatkan diri dengan menghadapi Tarrant yang kemudian membunuhnya di Masjid Al Noor.***

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah