Kudeta Militer di Niger: Meningkatnya Ketegangan di Sahel

- 28 Juli 2023, 15:04 WIB
Juru bicara Angkatan Darat Nigeria Kolonel Mayor Amadou Adramane berbicara melalui televisi nasional, setelah Presiden Mohamed Bazoum ditahan di istana kepresidenan, di Niamey, Nigera, Rabu 26 Juli 2023.
Juru bicara Angkatan Darat Nigeria Kolonel Mayor Amadou Adramane berbicara melalui televisi nasional, setelah Presiden Mohamed Bazoum ditahan di istana kepresidenan, di Niamey, Nigera, Rabu 26 Juli 2023. /REUTERS/

Pada tahun lalu, Prancis memindahkan pasukan dari Mali ke Niger setelah hubungannya dengan pihak berwenang sementara di Mali memburuk. Prancis juga menarik pasukan khususnya dari Burkina Faso karena ketegangan yang serupa.

Pemilihan Bazoum adalah transisi kekuasaan demokratis pertama di negara yang telah menyaksikan empat kali kudeta militer sejak merdeka dari Perancis pada tahun 1960.

Amerika Serikat mengatakan telah menghabiskan sekitar $500 juta sejak tahun 2012 untuk membantu Niger meningkatkan keamanannya. Jerman mengumumkan pada bulan April bahwa mereka akan berpartisipasi dalam misi militer Eropa selama tiga tahun yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan militer negara tersebut.

Baca Juga: Keajaiban Hari Asyura: Kisah Penuh Makna yang Mencerahkan Sejarah Islam dan Keistimewaan Hari Asyura

"Kehadiran Bazoum adalah satu-satunya harapan Barat di wilayah Sahel. Prancis, AS, dan UE telah mengeluarkan sebagian besar sumber daya mereka di wilayah ini untuk mendukung Niger dan pasukannya," kata Ulf Laessing, kepala program Sahel untuk think-tank Konrad-Adenauer-Stiftung dari Jerman.

Laessing mengatakan bahwa kudeta akan menciptakan peluang bagi Rusia dan aktor-aktor lain untuk menyebar pengaruh mereka di Niger.

Kudeta ke 7

Baca Juga: Mau Kulineran Enak dan Medok? Yuk Cobain Gudeg Paling Nikmat yang ada di Depok, Ini Alamatnya

Pada Rabu pagi, pengawal presiden yang dipimpin oleh Jenderal Omar Tchiani, mengambil alih kepresidenan, mendorong para pemimpin regional untuk mengatur misi mediasi cepat untuk mencoba mencegah kudeta.

Frustasi atas kegagalan negara untuk mencegah serangan kekerasan di kota-kota dan desa-desa telah sebagian mendorong terjadinya dua kudeta di Mali dan dua di Burkina Faso sejak tahun 2020.

Sebuah junta juga merebut kekuasaan di Guinea pada tahun 2021, yang berkontribusi pada ketidakstabilan di wilayah yang mulai meninggalkan reputasinya sebagai "sabuk kudeta".

Halaman:

Editor: Dini Novianti Rahayu

Sumber: Reteurs


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah