PR DEPOK - Kudeta yang dilakukan tentara Niger terhadap pemerintahan Mohamed Bazoum, mendapatkan kecaman banyak negara. Seperti halnya, Uni Eropa dan Prancis. Kedua negara sekutu itu, memberikan pelajaran kepada pihak yang melakukan kudeta.
Pada 29 Juli 2023, Uni Eropa dan Prancis mengambil langkah protes kepada pihak kudeta Niger dengan berhenti memberikan dukungan keuangan. Dilaporkan, sekutu negara Niger telah memberikan bantuan keuangan sebesar 2 miliar dolar tiap tahunnya.
Buntut dari kudeta Niger, Uni Eropa dan Prancis tidak memberikan bantuan keuangan kepada negara tersebut untuk sementara waktu.
Lebih lanjut, Uni Eropa menjelaskan pihaknya tidak hanya menghentikan bantuan keuangan. Juga, bantuan di bidang keamanan akan ditangguhkan.
"Selain penghentian segera dukungan anggaran, semua tindakan kerja sama dalam bidang keamanan ditangguhkan tanpa batas waktu dengan segera," ujar kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell. Dilansir dari Reuters.
Hal yang dilakukan oleh Prancis, negara itu turut menangguhkan bantuan pembangunan. Prancis menuntut tentara Niger membebaskan Presiden Mohamed Bazoum.
Diketahui, Presiden Mohamed Bazoum menjadi tahanan istana kepresidenan sejak Rabu, 26 Juli 2023. Pria itu, ditahan oleh tentara Niger.
Baca Juga: 5 Tempat Makan Ikan Bakar Paling Laris di Banyuwangi, Dijamin Enak Banget