Protes Rencana Intervensi Militer, Warga Niger yang Mendukung Kudeta Berdemonstrasi

- 21 Agustus 2023, 06:55 WIB
Ilustrasi demonstrasi.
Ilustrasi demonstrasi. /Pixabay/WikimediaImages/

PR DEPOK – Beberapa ribu orang berdemonstrasi di ibu kota Niger untuk mendukung kudeta militer bulan lalu, usai adanya peringatan dari pemimpin junta militer soal intervensi dari luar dan mengusulkan transisi kekuasaan selama tiga tahun.

Para demonstran meneriakkan slogan-slogan yang memusuhi bekas koloni negara itu, Prancis, dan blok regional Afrika Barat Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS), yang sedang mempertimbangkan kemungkinan operasi militer untuk mengembalikan kekuasaan pada Presiden terpilih Mohamed Bazoum jika negosiasi yang sedang berlangsung dengan para pemimpin kudeta gagal.

Pemimpin militer baru negara bagian Sahel secara resmi melarang demonstrasi, tetapi dalam praktiknya mereka yang mendukung kudeta diizinkan untuk terus maju.

Para demonstran melambai-lambaikan plakat bertuliskan "Hentikan intervensi militer" dan "Tidak untuk sanksi" mengacu pada pembatasan keuangan dan perdagangan yang diberlakukan oleh ECOWAS empat hari setelah kudeta pada 26 Juli.

Baca Juga: Nikmat Banget! Berikut 6 Rekomendasi Coto Makasar di Surabaya

Sebelumnya, penguasa militer baru di Niamey, ibu kota negara tersebut, juga sempat memperingatkan bahwa serangan terhadap Niger tidak akan menjadi "berjalan di taman".

Jenderal Abdourahmane Tchiani juga mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Sabtu bahwa dia tidak ingin mengambil alih kekuasaan dan peralihan kekuasaan kembali ke pemerintahan sipil tidak akan berlangsung lebih dari tiga tahun.

Ibrahim Yahaya Ibrahim, seorang analis International Crisis Group, mengatakan dengan pengumuman masa transisi tiga tahun oleh Tchiani bahwa bola ada di pengadilan ECOWAS.

Baca Juga: Bansos BPNT 2023 Cair Agustus? Cek Jadwal dan Daftar Penerimanya, Login cekbansos.kemensos.go.id

“Transisi telah menentukan syarat-syarat negosiasi. Jika ECOWAS bersikeras bahwa para pemimpin harus mengembalikan pemerintah kepada warga sipil dan memulihkan Presiden Bazoum, kemungkinan besar kita akan melihat intervensi militer,” katanya, seperti dikutip Al Jazeera.

Para pemimpin baru Niger menuduh Prancis, sekutu dekat Bazoum, berada di belakang sikap anti-kudeta yang diambil oleh ECOWAS, yang membuat dorongan baru untuk solusi diplomatik.

Setelah kepala staf ECOWAS bertemu di ibu kota Ghana, Accra, Jumat, blok beranggotakan 15 negara itu mengatakan telah menyepakati tanggal untuk potensi aksi militer.

Baca Juga: 8 Bakmi Enak di Makassar dengan Topping Melimpah, Ayo Mampir di Alamat Ini!

Terlepas dari ancaman intervensi, ECOWAS mengirim delegasi diplomatik ke Niamey pada hari Sabtu yang dipimpin oleh mantan pemimpin Nigeria Abdulsalami Abubakar.

Televisi Niger menunjukkan anggota delegasi berjabat tangan dengan Bazoum, yang masih dalam tahanan.

Mereka juga menyiarkan rekaman Abubakar berbicara dengan Tchiani, tetapi isi percakapan itu belum dipublikasikan.

Baca Juga: Wajib Coba! 5 Bakso Enak di Godean, Yogyakarta, Catat Alamatnya

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada hari Sabtu, Tchiani menuduh bahwa ECOWAS bersiap untuk menyerang Niger dengan membentuk tentara pendudukan bekerja sama dengan tentara asing, tanpa menyebutkan negara mana yang dia maksud.

"Jika serangan dilakukan terhadap kami, itu tidak akan seperti jalan-jalan di taman yang tampaknya dipikirkan beberapa orang," ujarnya.

Tchiani juga mengumumkan periode 30 hari dialog nasional untuk menyusun proposal konkret dalam meletakkan dasar kehidupan konstitusional baru.

Para pemimpin ECOWAS mengatakan mereka harus bertindak sekarang karena Niger telah menjadi negara Afrika Barat keempat sejak 2020 yang menderita kudeta, setelah Burkina Faso, Guinea, dan Mali.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x