PR DEPOK – Jepang akhirnya telah memutuskan untuk melakukan proses perilisan air limbah nuklir ke lautan pasifik pada 24 Agustus 2023, walaupun masih banyak aksi protes dari warga Jepang dan kalangan masyarakat internasional.
Akibat dari pembuangan air di laut pasifik beberapa kapal nelayan di Jepang masih bersandar di pelabuhan, karena takut hasil tangkapannya banyak yang tidak terjual karena ikan yang terkontaminasi air nuklir.
Hal ini menyebabkan beberapa harga ikan di balai pelelangan ikan mulai meningkat, ini terjadi karena masih banyak orang yang masih takut membeli ikan di daerah Fukushima, yang akhirnya masih banyak penjual yang ikannya masih banyak karena tidak terjual.
Bukan hanya warga Fukushima, China yang salah satu negara Importir ikan dari Jepang mulai melarang karena aksi pemerintah Jepang yang melakukan pembuang air limbah nuklir ke laut Pasifik.
Baca Juga: Pertamina dan Presiden Jokowi Mengukir Jejak Kolaborasi Energi Antar Benua
Walaupun banyak ketakutan warga Jepang untuk mengkonsumsi ikan pada saat ini. TEPCO menyebutkan bahwa telah melakukan penyaringan untuk menghilangkan berbagai zat radioaktif kecuali tritium, yang memiliki tingkat bahaya yang rendah bagi manusia, hewan dan lingkungan hidup.
Pemerintah Jepang telah mengalokasikan dana sebesar 550 juta dollar, bila dirupiahkan sekitar Rp8 triliun. Ini dilakukan untuk mendukung perekonomian nelayan dan industri perikanan akibat turunnya reputasi mereka karena ikan yang mereka tangkap dikabarkan tidak aman.