Buntut Kudeta Militer Gabon Afrika Tengah, Uni Eropa Turun Tangan

- 31 Agustus 2023, 08:51 WIB
Buntut kudeta militer di Gabon, sejumlah negara yang tergabung di Uni Eropa mengutuk perebutan kekuasaan itu.*
Buntut kudeta militer di Gabon, sejumlah negara yang tergabung di Uni Eropa mengutuk perebutan kekuasaan itu.* /Pixabay/K Jusyak/

PR DEPOK - Kudeta mengguncang negara Gabon di Afrika Tengah. Prajurit militer menyuarakan aksinya melalui siaran televisi pada Rabu dini hari, 30 Agustus 2023. Secara tegas pihak terkait telah menggulingkan pemerintahan di bawah naungan Ali Bongo.

 

Buntut kudeta militer di Gabon, sejumlah negara yang tergabung di Uni Eropa mengutuk perebutan kekuasaan itu. Juga, pihak terkait meminta pembebasan Presiden Ali Bongo yang menjadi tahanan rumah.

Usai kudeta dikumandangkan senior militer Gabon, para menteri pertahanan yang tergabung di Uni Eropa mengadakan pertemuan darurat. Menurut Kepala Kebijakan Luar Negeri Joseph Borrell, kudeta membuat negara tersebut mengalami ketidakstabilan.

"Jika hal ini benar, maka ini adalah kudeta militer lainnya yang meningkatkan ketidakstabilan di seluruh kawasan (Gabon)," kata Joseph Borrell, dilansir dari Reuters.

Baca Juga: 5 Cara Memaksimalkan Air Purifier agar Udara di Rumah Makin Bersih

Pada pertemuan darurat itu, Uni Eropa tidak hanya membahas Gabon. Pihak terkait pun, memikirkan kudeta yang merajalela di Afrika Tengah.

Kudeta militer menghantui sejumlah negara di Afrika Tengah seperti Mali, Niger, Burkina Faso, dan Gabon. Polemik itu, membuat tantangan besar bagi Uni Eropa.

 

"Tentunya para menteri harus memikirkan secara mendalam apa yang terjadi di sana dan bagaimana kita dapat meningkatkan kebijaksanaan kita sehubungan negara-negara ini," jelas Joseph.

"Ini adalah masalah besar bagi Eropa," tandasnya.

Baca Juga: 7 Tempat Makan Rawon di Sukoharjo, Rasanya Autentik dan Legit!

Kudeta militer Gabon menyerupai dengan perebutan kekuasaan di Niger yang terjadi sejak 26 Juli 2023. Sebagaimana diketahui prajurit militer Niger menggulingkan pemerintahan hingga menahan Presiden Mohamed Bazoum.

Bahkan tentara di Niger menyuarakan aksi kudeta melalui siaran televisi negara tersebut. Polemik dianggap sebagai kudeta menular.

 

Sementara itu, beredar video masyarakat di Gabon merayakan kudeta militer. Melalui rekaman yang diunggah Reuters, terlihat banyak orang antusias dengan intervensi tersebut.

Banyak orang menjunjung tinggi bendera Gabon. Menurut masyarkat, kudeta militer sebagai kebebasan melawan dinasti politik.

Baca Juga: 4 Sajian Gudeg Istimewa di Wonogiri: Manis Gurih dan Lezat!

Pasalnya hampir setengah abad Presiden Ali Bongo memimpin Gabon. Tidak hanya dirinya, keluarganya pun memiliki kekuasan penuh di negara tersebut.

Dinasti politik keluarga Bongo sudah dimulai sejak 1967, ketika sang ayah bernama Omar merebut kekuasaan di Gabon. Usai wafat, jabatan presiden berhasil diturunkan kepada Ali Bongo.

 

Kudeta militer pecah usai pemilah umum menyatakan Presiden Ali Bongo berhasil memperoleh suara terbesar. Sehingga pria itu, menjabat tiga kali di Gabon.***

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah