Sementara itu di Indonesia, Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah mengambil langkah konkret dalam upaya pelestarian badak Jawa.
Program Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) adalah inisiatif penting untuk mempertahankan populasi badak Jawa yang saat ini terancam punah.
Salah satu aspek kunci dari program ini adalah pendirian pusat pemeliharaan dan pemindahan atau translokasi badak. Hal ini bertujuan untuk memberikan lingkungan yang aman dan kondusif bagi perkembangan badak-badak tersebut. Proses pengembangbiakan dilakukan dengan metode kawin alami yang terkontrol, sesuai dengan prinsip alamiah reproduksi.
Langkah penting lainnya adalah penelusuran jejak badak dan pengambilan sampel kotoran.
Tindakan ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang tingkat kesuburan badak. Dengan memahami kondisi kesuburan, dapat dirancang strategi untuk mengoptimalkan upaya reproduksi.
Penghitungan populasi badak juga menjadi fokus dalam program ini. Metode khusus digunakan untuk membedakan tiap individu secara rinci, memungkinkan pemantauan yang lebih akurat terhadap perkembangan populasi.
Tentang Badak Jawa
Badak Jawa memiliki nama latin Rhinoceros sondaicus. Mereka memiliki lama kehamilan
sekitar 16 bulan, dan habitat alaminya adalah hutan tropis. Umur rata-rata badak Jawa adalah sekitar 30-40 tahun.
Saat ini, populasi badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon hanya sekitar 180 ekor, dengan rata-rata kelahiran 3 ekor per tahun. ***