PR DEPOK - Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Tamrin Tomagola baru-baru ini menjelaskan secara lengkap masalah bisnis tes PCR yang belakangan ini ramai disoroti publik.
Tamrin Tomagola tampak menyebut bisnis tes PCR tersebut sebagai bisnis jahat tanpa hati dan muka badak.
Bukan tanpa alasan, Tamrin Tomagola menjelaskan bahwa tes PCR itu disebut sebagai bisnis karena awalnya dijalankan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh pejabat negara.
Baca Juga: Putus dari Shawn Mendes Usai 2 Tahun Bersama, Camila Cabello: Kamu akan Terus Menjadi Sahabat
Perusahaan-perusahaan tersebut menurutnya dibuat terburu-buru oleh mereka dengan cara mengubah akta pendirian.
Selain itu, penyebutan bisnis tersebut juga dipertimbangkan dari berubah-ubahnya harga tes PCR dari tinggi hingga menjadi rendah akibat permintaan presiden.
"Bisnis PCR adalah bisnis tanpa-hati (KEMANUSIAAN) dan bermuka badak," ujar Tamrin Tomagola seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @tamrintomagola pada Kamis, 18 November 2021.
Baca Juga: Link Nonton Hellbound Episode 1-6 Sub Indonesia, Kisah Kemunculan Makhluk Misterius di Sebuah Kota
Lalu menurutnya, tes PCR bisa disebut sebagai bisnis juga karena sering diharuskan oleh pemerintah, terutama bagi para penumpang pesawat dari luar negeri.